AbstrakUsia remaja sangat sensitif pada persoalan kecemasan sosial, terutama pada remaja akhir, yaitu dari usia 19 sampai 22 tahun. Gejala kecemasan sosial yang timbul pada remaja adalah jantung berdebar dengan cepat, sesak nafas, berkeringat, tubuh gemetar, gagap dalam berbicara, gugup, dan bingung. Kecemasan sosial remaja timbul ketika berpikir jika dirinya melakukan suatu kegiatan aakan mendapat penilaian secara berlebihan dari orang lain. Karena adanya permasalahan tersebut pada remaja Desa Selur, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kecemasan sosial pada remaja Desa Selur Ngrayun Ponorogo. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitataif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan sementara (conclusion). Dari analisis data ditemukan: Bentuk-bentuk kecemasan sosial yang dialami oleh remaja akhir Desa Selur meliputi: cemas menghadapi situasi sosial, kesulitan berinteraksi dengan orang lain,dan tidak pecaya diri.Penyebab kecemasan sosial yang dialami remaja akhir Desa Selur meliputi: cara berpikir,kurang fokus perhatian, dan konteks evaluasi. Dalam mengatasi kecemasan sosial yang remaja lakukan adalah relaksasi, meminta nasehat orangtua dan teman sebaya, dan mengandalkan pada diri sendiri sertamempercayakan pada Allah SWT.
Copyrights © 2022