Gelar sebagai pahlawan, al-Syaikh al-Akbar, al-Rais al-Akbar, dan Hadlratusy Syaikh yang disandang oleh KH Muhammad Hasyim Asy’ari menunjukkkan betapa besarnya kontribusi tokoh ini dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan dakwah Islam di Indonesia. Di antara metode dakwah pendiri Nahdlatul Ulama itu adalah melalui penulisan berbagai karya intelektual, misalnya al-Nûr al-Mubîn fi Mahabbah Sayyid al-Mursalîn. Keunikan karya tersebut terletak pada sistematikanya yang mengkombinasikan pemaparan mengenai Sirah Nabawiyyah dan keabsahan amaliah Ahlus Sunnah wal Jamaah yang sekaligus menegaskan pembelaan terbuka terhadap tradisi kalangan NU. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan eksplanasi historis KH Muhammad Hasyim Asy’ari tentang peristiwa-peristiwa berkaitan dengan biografi Nabi Muhammad saw dan argumentasi ilmiahnya mengenai tradisi-tradisi Aswaja NU. Melalui library research dengan metode dokumentasi dan content analysis, penelitian ini menyimpulkan bahwa KH Muhammad Hasyim Asy’ari telah bersungguh-sungguh mendorong umat Islam agar mencintai dan meneladani Nabi Muhammad saw dengan merujuk al-Qur’an, hadis Nabi saw, buku-buku Sirah Nabawiyyah, dan referensi penunjang lainnya yang relevan, meskipun eksplanasi historisnya tidak terlalu mendetail mengenai peristiwa sejarah kehidupan Nabi saw. Adapun pemaparannya mengenai tradisi Aswaja ditunjukkan ketika menjelaskan keimanan kepada Nabi Muhammad saw dan tradisi keagamaan berkaitan dengan tawassul, syafa’at, dan istighatsah yang didasarkan pada argumentasi teologisnya.
Copyrights © 2021