Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara
Vol 2, No 1 (2011): Juni

Sastra Lama Tulis sebagai Kelanjutan Tradisi Lisan dalam Ranah Sastra Jawa

Karsono Hardjo Saputra (Universitas Indonesia, Depok)



Article Info

Publish Date
19 Jul 2019

Abstract

Pada mulanya adalah bahasa, yang menurut ilmu bahasa adalah sistem bunyi yang berpola dan bermakna. Keberpolaan dan kebermaknaan bergantung pada konvensi masyarakat penggunanya. Pengertian keberpolaan adalah kemunculannya sebagai suatu sistem dapat diramalkan. Sebagai contoh, runtunan bunyi bahasa mempunyai pola-pola baku sesuai dengan tatarannya: morfem, kata, frasa/klausa, kalimat, dan seterusnya. Demikian pun pada tataran gramatika dan semantik. Adapun yang dimaksud kebermaknaan adalah setiap satuan tata susun bunyi mempunyai makna. Sementara konvensi diperlukan, baik disadari atau tidak, karena fungsi bahasa pertama-tama merupakan sarana komunikasi antaranggota masyarakat pemiliknya. Baik pola maupun makna berada dalam ranah konvensi agar bahasa dapat mengemban amanah komunikasinya.Oleh karena sebagai sistem bunyi, maka bahasa memiliki sifat kelisanan (orality). Bunyi-bunyi yang berpola itu keluar melalui alat ucap (daerah artikulasi) si pembicara, diserap oleh alat dengar lawan bicara, lalu disepakati maknanya. Komunikasi akan terjadi apabila maksud si pembicara yang dinyatakan melalui bunyi-bunyi bahasa dapat ditangkap oleh lawan bicara. Sebaliknya, komunikasi tidak terjalin apabila makna tidak berkesusaian antara pembicara dan lawan bicara.Pada perkembangan kemudian bahasa yang pada mulanya berfungsi sebagai sarana komunikasi juga mengemban tugas lain—meski juga tetap berada pada ranah “komunikasi”—sebagai sarana ekspresi seni: sastra, pertunjukan, bahkan juga ekspresi keagamaan: mantra dan doa, walaupun pada tataran tertentu ada juga mantra yang dikelompokkan sebagai “puisi”. Dalam ranah kebudayaan Jawa tradisional, baik sastra, seni pertunjukan (kethoprak, wayang, ludruk, dan sebagainya), mantra, maupun doa dinyatakan secara verbal. Dalam lingkup sastra maka kemudian lahirlah sastra lisan, bak puisi maupun prosa. Pengertian sastra lisan adalah teks yang hidup dengan cara dilisankan, dilakukan seseorang atau beberapa orang, dan ada sekelompok orang lain yang menjadi pendengarnya; bahkan berkemungkinan ada saling sahut antara pelisan (tukang cerita) dan pendengar.

Copyrights © 2011






Journal Info

Abbrev

jm

Publisher

Subject

Arts Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara menyajikan informasi mutakhir hasil kajian literatur dan penelitian bidang ilmu filologi dan pernaskahan Nusantara, yang mencakup: Kajian kodokologis, Teori-teori filologi, Edisi teks naskah kuno dan analisisnya, Kajian historis kepengarangan naskah kuno dan ...