Kehidupan bisnis ber-etika maksudnya segala usaha yang memproduksi barang maupun jasa dalam aktifitasnya mengedepankan nilai-nilai etika, dalam hal ini nilai etika yang dianut adalah nilai-nilai etika yang terdapat di dalam ajaran agama Islam. Ada asumsi dimasyarakat bahwa orang yang berbisnis dengan nilai-nilai etika akan banyak mengalami kerugian, karena bisnis merupakan usaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Mereka merasa khawatir dan trauma dengan bisnis ber-etika, kendatipun dilapangan ditemukan bahwa bisnis itu perlu ber-etika salah satunya dengan etika agama, seperti ketika seseorang bisnis di daerah Bali yang mayoritas ber-agama Hindu, ketika ada hari Nyepi maka seluruh daerahnya sebagian tidak dibenarkan adanya listrik penerang (lampu harus padam), seorang pembisnis jika menolaknya pasti akan di ditegur atau bisnisnya dilarang ber-operasi karena telah melanggar aturan agama di Bali. Seorang muslim yang baik menyadari bahwa ber-etika dalam berbisnis merupakan bagian dari syariat agama Islam. Sebagai ajaran yang universal yaitu menyangkut semua aspek kehidupan manusia, agama yang rahmatan lil ‘alamin menekankan agar pemeluknya selalu mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam dalam tata nilai kehidupan bisnis ber-etika. Banyak ayat-ayat Allah dan hadis/Sunnah Rosulullah SAW serta pendapat jumhur ulama yang masyhur, ajaran agama Islam tidak bisa dipisahkan dalam aspek kehidupan manusia, bahwa Islam menyangkut hubungan vertikal yaitu Ibadah maghdho yaitu hamblum minallah dan hubungan horisontal dikenal ibadah ghoiru maghdo atau hamblum minanaas (hubungan manusia dengan manusia) serta terkait ilahiyah. Berbisnis merupakan bagian dari pengabdian kepada Ilahi, sehingga bisnis yang halal dilakukan setiap muslim tidak melanggar syari’at agamanya (Islam), mereka merasa Allah melihat kehadiran dalam bisnisnya.
Copyrights © 2019