Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA PT. SUCOFINDO (PERSERO ) CABANG CIREBON Warjo
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Manajemen Vol 8 No. 2 (2016): Juli
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.379 KB)

Abstract

Abstract Motivation can stimulate employees to better mobilize energy and mind in realizingthe company's goals. If the need for it are met then there will be satisfaction to increase employee productivity. Labor productivity would be realized if the employee has the ability to finish the job or task that they are responsible respectively. It is important for employees to have the motivation to work in order to display the optimal performance for themselves and the company, the motivation will provide an opportunity for employees to channel the individual ego and strengthen employee commitment to the company and thus increase employment. The population with a sample of 22 (twenty-two ) of respondents can be concluded that the effect of the results of motivation on employee productivity amounted to 82.2% or by 0.820. While other factors that affect employee productivity is 100% - 82.2% = 17.8. Other factors that affect performance such as leadership, work programs and others. It is recommended further research to remember there are other factors that affect employee productivity, then halitu can be considered for further research in order to know about the important factors that affect employee productivity. Abstraksi Motivasi dapat merangsang pegawai untuk lebih menggerakan tenaga dan pikiran dalam merealisasikan tujuan perusahaan. Apabila kebutuhan akan hal ini terpenuhi maka akan timbul kepuasan dan kelencaran terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai. Produktivitas kerja akan terwujud jika para pegawai mempunyai kemampuan dalam meyelesaikan pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Penting bagi pegawai memiliki motivasi dalam bekerja agar bisa menampilkan kinerja yang optimal bagi diri sendiri dan juga perusahaan, motivasi akan memberikan kesempatan bagi pegawai untuk menyalurkan ego individu dan memperkuat komitmen pegawai kepada perusahaan dan tentunya meningkatkan kerja pegawai. Populasi dengan sampel 22 (dua puluh dua) responden tersebut dapat diambil kesimpulan hasilnya yaitu besarnya pengaruh motivasi terhadap produktivitas pegawai adalah sebesar 82,2 % atau sebesar 0,820. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi produktivitas pegawai adalah 100% - 82,2 % = 17,8. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja tersebut seperti kepemimpinan, program kerja dan lain lain. Disarankan penelitian selanjutnya mengingat masih ada faktor lain yang berpengaruh terhadap produktivitas pegawai , maka halitu dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya agar diketahui tentang faktor-faktor penting yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai
Review Of Religious Cultural Education Model In Achieving Sustainable Development Goals In The Education Sector Number 4 Through Theoretical Approach Warjo Warjo; M. Luthfi Abdullah; Eliyawati Eliyawati
EDUCATIO : Journal of Education Vol 5 No 2 (2020): November 2020
Publisher : STAI Miftahul Ula Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29138/educatio.v5i2.317

Abstract

The SDGs have the main principle, namely that they are universally applicable, with the development target applicable to all underdeveloped, developing, and developed areas, as well as every citizen. The Sustainable Development Goals (SDGs) in the field of education are related to the quality of good education with the substance of ensuring the distribution of quality education and increasing learning opportunities for all, ensuring inclusive and equitable education, and encouraging lifelong learning opportunities for all. Quality education, in accordance with the mandate in the law, is more emphasized in character building. This article is a conceptual overview of finding a character education model that is accessible to all levels of society and provides lifelong learning opportunities for all. In looking for answers to these objectives, the author uses a qualitative approach by analyzing the literature related to existing problems. The results obtained from this study are in the form of a religious culture-based education model. There are at least five religious cultures that can be applied, namely; (1) TSP (Tahan dari buang sampah sembarangan, Simpan sampah pada tempatnya, Pungut sampah insya Allah sedekah); (2) BEBASKOMIBA (BE-berantakan-rapikan; BAS-basah-keringkan; KO-kotor-bersihkan; MI-miring-luruskan; BA-bahaya-amankan); (3) 3M (Mulai dari diri sendiri; Mulai dari hal yang kecil; Mulai saat ini); (4) 5K (Kerja keras; Kerja cerdas; Kerja mawas; Kerja tuntas; Kerka ikhlas); dan (5) 7B (Beribadah dengan baik, benar, dan istiqomah; Berakhlak baik; Belajar tekun tiada henti; Bekerja keras, cerdas, dan ikhlas; Bersahaja dalam hidup; Bantu sesama; Bersihkan hati selalu). Based on the study of the author, this educational model can be applied to achieve SDGs in education number 4Religious Cultural Education Model
AGAMA ISLAM SEBAGAI TATA NILAI KEHIDUPAN BISNIS BER-ETIKA Warjo Warjo; Vita Dhameria; Judiman Judiman
CENDEKIA Jaya Vol 1 No 2 (2019): Edisi Juli
Publisher : FISIP UNTAG Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.552 KB) | DOI: 10.47685/cendekia-jaya.v1i2.35

Abstract

Kehidupan bisnis ber-etika maksudnya segala usaha yang memproduksi barang maupun jasa dalam aktifitasnya mengedepankan nilai-nilai etika, dalam hal ini nilai etika yang dianut adalah nilai-nilai etika yang terdapat di dalam ajaran agama Islam. Ada asumsi dimasyarakat bahwa orang yang berbisnis dengan nilai-nilai etika akan banyak mengalami kerugian, karena bisnis merupakan usaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Mereka merasa khawatir dan trauma dengan bisnis ber-etika, kendatipun dilapangan ditemukan bahwa bisnis itu perlu ber-etika salah satunya dengan etika agama, seperti ketika seseorang bisnis di daerah Bali yang mayoritas ber-agama Hindu, ketika ada hari Nyepi maka seluruh daerahnya sebagian tidak dibenarkan adanya listrik penerang (lampu harus padam), seorang pembisnis jika menolaknya pasti akan di ditegur atau bisnisnya dilarang ber-operasi karena telah melanggar aturan agama di Bali. Seorang muslim yang baik menyadari bahwa ber-etika dalam berbisnis merupakan bagian dari syariat agama Islam. Sebagai ajaran yang universal yaitu menyangkut semua aspek kehidupan manusia, agama yang rahmatan lil ‘alamin menekankan agar pemeluknya selalu mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam dalam tata nilai kehidupan bisnis ber-etika. Banyak ayat-ayat Allah dan hadis/Sunnah Rosulullah SAW serta pendapat jumhur ulama yang masyhur, ajaran agama Islam tidak bisa dipisahkan dalam aspek kehidupan manusia, bahwa Islam menyangkut hubungan vertikal yaitu Ibadah maghdho yaitu hamblum minallah dan hubungan horisontal dikenal ibadah ghoiru maghdo atau hamblum minanaas (hubungan manusia dengan manusia) serta terkait ilahiyah. Berbisnis merupakan bagian dari pengabdian kepada Ilahi, sehingga bisnis yang halal dilakukan setiap muslim tidak melanggar syari’at agamanya (Islam), mereka merasa Allah melihat kehadiran dalam bisnisnya.
KARAKTERISTIK UMKM DI KABUPATEN BEKASI kang Warjo Fisip
CENDEKIA Jaya Vol 4 No 2 (2022): Edisi Juli
Publisher : FISIP UNTAG Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47685/cendekia-jaya.v4i2.318

Abstract

Keberadaan sektor UMKM (Usaha Kecil Menengah dan Mikro) sangat mendukung kekuatan perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja yang ada. Terjadinya pandemi Covid 19 memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan UMKM, banyak UMKM yang mengalami penurunan omzet penjualan sehingga menurunkan permintaan produk UMKM dalam negeri sebesar 30,5%. Penurunan omzet ini tentunya akan mempengaruhi kinerja UMKM dalam mendukung kegiatan ekonomi. Sehubungan dengan kondisi tersebut, diperlukan penelitian untuk mengetahui karakteristik UMKM yang ada. Dengan mengetahui karakteristik UMKM maka dapat diambil kebijakan yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Bekasi sebagian besar didominasi oleh sektor Industri Pengolahan dengan indeks LQ 1,86 dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dengan indeks LQ 1,15. Sebagian besar usaha UMKM bergerak di bidang perdagangan dan penjualan makanan dan minuman. Masalah utama adalah kurangnya modal karena sebagian besar modal adalah modal sendiri sebesar 36%. Penggunaan dana perbankan masih sekitar 26%. Tingkat persaingan masih kecil yaitu 0,04 artinya hanya sekitar 4 warga dari 100 warga yang melakukan kegiatan usaha. Sesuai dengan kondisi tersebut, kebijakan pengembangan UMKM difokuskan pada sektor manufaktur untuk mendukung kegiatan industri. Selain itu, perlu adanya upaya peningkatan peran perbankan dalam pembiayaan sektor UMKM dan pemberian legalitas usaha.
SOSIALISASI MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MEWUJUDKAN JIWA ENTERPRENEURIAL Ardiansyah, Rafli; Warjo, Amin; Sobirin
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 3 No. 12 (2024): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa)
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/krepa.v3i12.9193

Abstract

The entrepreneurial spirit is not only concerned with the ability to create new businesses, but also involves creative thinking skills, quick decision-making, and the ability to manage risks. Therefore, entrepreneurship-based human resource development requires a holistic approach involving skills training, mental training to encourage entrepreneurship, and training to manage existing resources. This activity is designed to equip participants with insights on business strategy, human resource development, financial management, and customer communication skills. With a better understanding, it is hoped that the civitas will be able to build a strong business foundation, manage risks, and create products and services that suit market needs.One of the strategic steps to increase economic independence and improve the country's competitiveness is to instill an entrepreneurial spirit in human resources. Bold and creative entrepreneurs are considered to have the ability to create new jobs and drive the country's economy. However, creating human resources with an entrepreneurial spirit is not an easy task. Effective and integrated strategies are needed, both through formal education, skills-based training, and strengthening the entrepreneurial ecosystem. Keywords: enterpreneurial, increase, human, resource,soul,and approach.