Tradisi Mappanre Tasi di Sulawesi Selatan menjadi salah satu bentuk keanekaragaman budaya kearifan lokal yang ada di Desa Ujung Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Budaya ini sudah ada sejak lama ditengah masyarakat pengikutnya hingga saat ini, meski berada di Tanah Bugis masyarakat Suku Mandar yang pertama kali membuka perkampungan yang berada di pesisir laut dan memperkenalkan tradisi ini terhadap warga sekitarnya sebagai upacara rutin di setiap bulan april. Menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kearifan lokal budaya Mappanre Tasi yang berkembang di masyarakat pengikutnya, dan bagaimana tingkat penerimaan masyarakat lokal terhadap budaya Mappanre Tasi serta bagaimana aktualisasi kearifan lokal budaya Mappanre Tasi menjadi bagian penting dari penguatan moderasi beragama. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif atas dasar fenomenologi, dengan pendekatan deskriptif, teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam terhadap sejumlah informan kunci. Hasil penelitian ini menemukan bahwa, budaya kearifan lokal Mappanre Tasi hidup dan berkembang pada masyarakat nelayan yang mendiami daerah sekitar pesisir laut, tradisi ini dilaksanakan setiap tahun di bulan april dengan harapan agar hasil tangkapan ikan di waktu yang akan datang menjadi lebih banyak. Sedangkan respon masyarakat sekitar terhadap budaya ini cukup beragam, diantaranya pelaksanaan budaya ini merupakan warisan dari leluhur yang harus diteruskan ke generasi selanjutnya, dan adanya klaim dari sebagian tokoh masyarakat bahwa budaya ini menyimpan dari ajaran Agama Islam. Kemudian salah satu unsur yang termuat dalam moderasi beragama adalah akomodatif terhadap budaya lokal, sehingga budaya lokal Mappanre Tasi menjadi jembatan pemersatu bagi masyarakat penganut tradisi ini dengan masyarakat disekitarnya
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022