Studi ini, bertujuan untuk mengukur peran ekosistem reklamasi pascatambang PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) sebagai ekosistem penyangga kehidupan. Keberhasilan reklamasi diukur berdasarkan acuan bioindikator kondisi ekologis area rona awal. Kondisi ekologis yang diamati, meliputi kehadiran mamalia dan burung, populasi bakteri penambat fosfat dan nitrogen dan tingkat keanekaragaman hayati. Pengamatan flora untuk area reklamasi, menggunakan petak ukur permanen (PUP) berukuran 20m x 20m. Sedangkan pada hutan alam, menggunakan PUP berukuran 20m x 100m, mewakili area rona awal Sangatta dan Bengalon, seluruhnya berjumlah 42 plot. Untuk pengamatan fauna menggunakan dua metode, yakni pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung, yaitu perjumpaan dan kamera trap, sedangkan pengamatan tidak langsung, menggunakan identifikasi jejak, kotoran, bekas cakar, bulu, sarang, dan suara. Penilaian bioindikator menggunakan rumus Indeks keragaman Shannon-Wiener, Indeks Similaritas Sorensen, dan Indeks kehadiran mamalia. Hasil studi, untuk nilai keanekaragaman hayati kelompok tumbuhan di area reklamasi 3.2 satuan dan 3.4 satuan pada area rona awal. Sedangkan untuk kelimpahan jenis, area reklamasi sebesar 83 jenis berbanding 53 jenis pada rona awal. Dengan nilai indeks kesamaan jenis sebesar 25%. Untuk kehadiran mamalia area reklamasi sebesar 24 jenis berbanding 15 jenis pada rona awal. Kehadiran burung area reklamasi berjumlah 54 jenis dan 31 jenis pada rona awal. Populasi bakteri penambat fosfat untuk area reklamasi sebesar 0.06 x 107 cfu/ml dan rona awal nol. Untuk populasi bakteri penambat nitrogen area reklamasi sebesar 1.33 x 107 cfu/ml, sedangkan rona awal 0.82 x 107 cfu/ml. Dengan demikian, reklamasi pascatambang KPC telah mampu berperan sebagai ekoisistem penyangga kehidupan.
Copyrights © 2021