Latar Belakang: Stroke merupakan penyakit serebrovaskular ditandai dengan adanya kematian jaringan otak akibat kekurangan suplai darah dan oksigen, sehingga dapat menimbulkan manifestasi klinis yaitu kesulitan berbahasa. Afasia merupakan gangguan berbahasa yang terjadi akibat adanya kerusakan otak di bagian kiri, hal ini menyebabkan penderita sulit berbicara, membaca, dan menulis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa asuhan keperawatan pada pasien pasca stroke dengan gangguan komunikasi verbal. Metode: Penelitian ini dirancang dengan metode deskriptif kualitatif berbentuk studi kasus. Asuhan keperawatan diberikan kepada Ny.S selama 7 hari. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan pasien mengalami afasia dibuktikan hasil skrining FAST ditemukan skor 16 pada usia 56 tahun, serta hasil komunikasi verbal pasien mengalami peningkatan dengan pemberian terapi wicara AIUEO selama 7x24 jam dengan penilaian DFCS didapatkan pada hari pertama total skor 12 dan mengalami peningkatan pada hari keenam hingga hari ketujuh dengan total skor 18. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh pemberian terapi wicara AIUEO dengan penilaian skala komunikasi fungsional derby (DFCS) pada pasien pasca stroke yang mengalami gangguan komunikasi verbal di wilayah Puskesmas Jenangan Ponorogo. Kesimpulan: Terapi wicara AIUEO dengan penilaian DFCS terbukti efektif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pada klien pasca stroke yang ditunjukkan adanya peningkatan dari afasia sedang menjadi afais ringan pada hari ke-6 hingga ke-7 setelah pemberian terapi wicara AIUEO berdasarkan penilaian skala komunikasi fungsional derby (DFCS). Sehingga asuhan keperawatan pada pasien pasca stroke dengan gangguan komunikasi verbal di wilayah puskesmas jenangan ponorogo dapat teratasi sebagian.
Copyrights © 2022