Budaya populer dan media massa mempunyai kekuatan untuk membentuk realitas sosial yang ada di masyarakat. Melalui produk budaya populer pula, media massa dapat membingkai suatu pemberitaan mengenai sebuah peristiwa dapat ditekankan sesuai dengan pandangan media itu sendiri sebagai sebuah institusi. Salah satunya fenomena mengenai BTS yang belum bisa memenangkan piala Grammy yang belum lama ini marak di masyarakat. Melalui penggunaan empat perangkat analisis framing model Robert Entman, kajian ini coba mengungkap framing CNN Indonesia dan Kompas.com terhadap pemberitaan BTS di Grammy dan ARMY. Hasil penelitian menunjukkan, framing CNN dan Kompas terhadap pemberitaan BTS di Grammy ini, para ARMY cenderung mendukung BTS, yang mana mereka membingkainya dari sudut pandang ARMY sebagai fans yang tetap setia dan mendukung meskipun BTS belum bisa membawa pulang piala Grammy ini.Kata kunci: analisis framing, konstruksi realitas media, BTS, ARMY, CNN Indonesia, Kompas.com AbstractPopular culture and mass media have the power to shape the social reality that exists in society. Through popular culture products too, the mass media can frame news about an event that can be emphasized according to the view of the media itself as an institution. One of them is the phenomenon regarding BTS which has not been able to win a Grammy trophy which has recently been rife in the community. Through the use of four Robert Entman model framing analysis tools, this study tries to uncover the framing of CNN Indonesia and Kompas.com on BTS's news on the Grammys and ARMY. The results of the study show that, in the framing of CNN and Kompas on BTS's news at the Grammys, ARMYs tend to support BTS, which they frame from the ARMY's point of view as fans who remain loyal and supportive even though BTS has not been able to bring home the Grammy trophy.Keywords: framing analysis, media reality construction, BTS, ARMY, CNN Indonesia, Kompas.com
Copyrights © 2020