Struktur penutup atap dengan menggunakan baja ringan untuk bangunan hunian, sekolah dan bangunan sederhana lainnya menjadi pilihan utama pada saat ini karena baja ringan mempunyai beberapa untungan diantaranya bobot yang ringan, pengerjaan praktis dan tahan cuaca. Namun perlu diingat bahwa penggunaan kontruksi rangka atap baja ringan jika tidak direncanakan sesuai pedoman teknis dapat mengakibatkan kegagalan struktur. Kegagalan stuktur dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor perencanaan dan pelaksanaan. Dalam perencanaan sambungan garis gaya direncanakan bertemu pada titik buhul akan tetapi pada pelaksanaan dipasang tidak bertemu pada titik buhul. Hal demikian tentunya akan menimbulkan hasil perhitungan yang berbeda pada gaya-gaya yang bekerja maupun tegangan-tegangan yang ditimbulkan. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah membuat model struktur rangka baja ringan dengan sambungan titik buhul ideal dan struktur rangka baja ringan dengan sambungan titik buhul eksentis. Kemudian kedua model struktur tersebut dilakukan analisa dengan menggunakan bantuan software dengan beban yang diperhitungankan adalah beban mati, beban hidup dan beban angin. Dari analisa tersebut akan dihasilkan besaran gaya batang pada stuktur rangka atap baja ringan dengan titik buhul ideal dan titik buhul eksentris serta lendutan yang terjadi pada setiap titik buhulnya. Gaya batang pada rangka atap baja ringan dengan titik buhul eksentis lebih besar dibandingan dengan rangka atap baja ringan dengan titik buhul sentris, persentase pertambahan gaya batang yang terjadi antara 30,820 % sampai dengan 149,127%. Pada struktur rangka baja ringan titik buhul mengalami eksentrisitas beban maksimum (Pmaks) yang terjadi akan lebih besar dibandingkan dengan struktur rangka baja ringan pada titik buhul dipasang sentris. Beban maksimum (Pmaks) terjadi akibat beban angin sebesar 4582.80 kg sedangkan pada rangka dengan titik buhul sentris sebesar 2788,60 kg. Lendutan pada struktur rangka baja ringan titik buhul eksentris lebih besar dibandingkan dengan struktur rangka baja ringan pada titik buhul dipasang sentris. Persentase pertambahan lendutan yang terjadi antara 20,783 % sampai dengan 226,104 %. Lendutan terbesar terjadi akibat beban kombinasi 2 sebesar 13,831 mm pada struktur rangka atap baja ringan dengan titik buhul eksentris, sedangkan untuk struktur rangka atap baja ringan dengan titik buhul sentris sebesar 7,586 mm.
Copyrights © 2022