ABSTRACTTo recover from Covid-19 crisis, Indonesia needs to get the supports and confidence from the society, especially millennials as the backbone of the workfoces. The support can be done by implementing the effective communication strategies towards economic recovery programs. This policy research has intended to identify the available alternatives of policy communication strategies to fill the communication gap in disseminating economic recovery program to working millennials through big data analytic. Twitter has been chosen to illustrate the communication gap in terms of content messaging and communication actors between policy communicators and netizens, who represent millenials. Content/text analysis and social network analysis have been used to identify the problems and explore the options to solve the gap. The main findings showed that there was a gap between messages disseminated by policymakers and demanded information from netizens. Moreover, policy communication actors have been dominated by public institutions and ministries within a = 0.05, centering on Ministry of Finance, while the presences of other desired key players were still lower than expected.Keywords: economic recovery program/policies, millennials, communication gap, social media analytics, Twitter, content/text analysis, social network analysis ABSTRAKUntuk dapat pulih dari krisis Covid-19, Indonesia perlu memperoleh dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, khususnya generasi milenial sebagai tulang punggung tenaga kerja muda. Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan strategi komunikasi publik yang efektif terkait kebijakan pemulihan ekonomi nasional. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi alternatif bauran strategi komunikasi kebijakan yang terbaik untuk mengisi gap komunikasi dalam mendiseminasikan program-program pemulihan ekonomi kepada generasi muda dengan menggunakan analisis big data. Twitter dipilih untuk menggambarkan gap komunikasi terkait pesan konten dan aktor komunikasi kunci dalam pola komunikasi publik antara komunikator kebijakan dan warganet (netizen) yang mewakili milenial. Analisis konten/teks dan analisis jaringan sosial (social network analysis) digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan mengeksplorasi alternatif-alternatif strategi komunikasi kebijakan untuk menjembatani gap komunikasi yang ada. Hasil temuan utama menunjukkan bahwa terdapat gap antara pesan yang disebarluaskan oleh pembuat kebijakan dan warganet yang mencari informasi. Selain itu, dengan menggunakan a= 0,05 terindikasi bahwa para pelaku komunikasi kebijakan didominasi oleh lembaga publik dan kementerian, dengan pusat aktor komunikasi kunci pada Kementerian Keuangan. Sementara itu, kehadiran para aktor komunikasi kunci lain yang diharapkan juga turut berperan aktif masih lebih rendah dari yang diharapkan.Katakunci: program/kebijakan pemulihan ekonomi, milenial, gap komunikasi, analisis media sosial, Twitter, analisis konten/teks, analisis jaringan sosial, social network analysis
Copyrights © 2022