Salah satu sasaran pendidikan yang ingin dicapai oleh pemerintah adalah meningkatkan keberlanjutan sekolah yang ditandai dengan menurunnya angka putus sekolah (APTS). Pada tahun 2016, APTS usia SMA (16-18 tahun) secara nasional masih relatif tinggi dibandingkan target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 1,1 persen. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi dengan APTS usia SMA tertinggi di Indonesia pada tahun 2016. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik umum anak usia SMA yang putus sekolah di NTT tahun 2016, berikut faktor–faktor penyebabnya dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik utama anak usia SMA yang putus sekolah di NTT tahun 2016 adalah dari rumah tangga berpendapatan rendah dengan kepala rumah tangga (KRT) yang bekerja di sektor pertanian dan berpendidikan tidak tamat SMA. Sementara faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap putus sekolah anak usia SMA di NTT tahun 2016 adalah jenis kelamin, daerah tempat tinggal, pendidikan KRT dan pendapatan. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang berjenis kelamin laki-laki, tinggal di daerah perdesaan, berada dalam rumah tangga berpendapatan rendah dan KRT tidak tamat SMA memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk putus sekolah.
Copyrights © 2019