Articles
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI PROVINSI NTT TAHUN 2016
Cornelia Christina Temu;
Maria Sumaryati Tolok;
Priska Vikria Azmi;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (360.697 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.158
Salah satu sasaran pendidikan yang ingin dicapai oleh pemerintah adalah meningkatkan keberlanjutan sekolah yang ditandai dengan menurunnya angka putus sekolah (APTS). Pada tahun 2016, APTS usia SMA (16-18 tahun) secara nasional masih relatif tinggi dibandingkan target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 1,1 persen. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi dengan APTS usia SMA tertinggi di Indonesia pada tahun 2016. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik umum anak usia SMA yang putus sekolah di NTT tahun 2016, berikut faktor–faktor penyebabnya dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik utama anak usia SMA yang putus sekolah di NTT tahun 2016 adalah dari rumah tangga berpendapatan rendah dengan kepala rumah tangga (KRT) yang bekerja di sektor pertanian dan berpendidikan tidak tamat SMA. Sementara faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap putus sekolah anak usia SMA di NTT tahun 2016 adalah jenis kelamin, daerah tempat tinggal, pendidikan KRT dan pendapatan. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang berjenis kelamin laki-laki, tinggal di daerah perdesaan, berada dalam rumah tangga berpendapatan rendah dan KRT tidak tamat SMA memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk putus sekolah.
ANALISIS SPASIAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR TIK DI INDONESIA TAHUN 2015-2017
Made Sri Dharmawan;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (537.901 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.234
Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah sektor ekonomi yang terdiri dari sektor manufaktur dan jasa yang kegiatan utamanya terkait dengan pengembangan, produksi, komersialisasi, dan penggunaan TIK yang intensif. Sektor TIK di Indonesia tumbuh dengan pesat, baik dari total nilai tambah maupun dari peranannya dalam perekonomian. Sektor TIK di tingkat provinsi tampaknya masih belum tumbuh optimal dan tidak sejalan dengan tingkat pembangunan TIK yang sudah dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan sektor TIK di tingkat provinsi. Pengaruh spasial perlu diperhitungkan karena terdapat autokorelasi spasial pada total nilai tambah yang dihasilkan sektor TIK per provinsi. Dengan menggunakan data tahun 2015 hingga 2017 untuk seluruh provinsi di Indonesia serta Model Galat Spasial dengan Pengaruh Tetap, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat autokorelasi spasial positif serta variabel jumlah pekerja di sektor TIK, persentase ruta menguasai/memiliki telepon tetap, dan persentase penduduk menguasai/memiliki telepon seluler memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan sektor TIK.
PENGARUH FAKTOR KELUARGA TERHADAP PARTISIPASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI PAPUA BARAT
Corsensia Takerubun;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2020 No 1 (2020): Seminar Nasional Official Statistics 2020
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (225.979 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2020i1.460
Pemerintah Indonesia berkomitmen mencapai target dari program Sustainable Development Goals (SDG’s) pada tahun 2030. Salah satu target yang ingin dicapai adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak khususnya pendidikan di usia dini. Pendidikan prasekolah (preschool) adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani anak didik dan di mulai sejak anak usia 0-6 tahun yaitu dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD pada tahun 2018 di Provinsi Papua Barat masih rendah, sehingga menarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor lingkungan keluarga apa saja yang berpengaruh terhadap partisipasi anak untuk mengikuti PAUD. Untuk keperluan tersebut maka digunakan regresi logistik biner sebagai alat analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan keluarga yang memengaruhi status partisipasi PAUD di Provinsi Papua Barat pada tahun 2018 berupa variabel rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan, jumlah anggota rumah tangga, umur kawin pertama kepala rumah tangga dan status pekerjaan kepala rumah tangga.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN KONTRASEPSI MODERN OLEH WUS KAWIN PADA LIMA PROVINSI DI KTI (NTT, MALUKU, MALUKU UTARA, PAPUA, DAN PAPUA BARAT) TAHUN 2017
Wiranto Yainahu;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2020 No 1 (2020): Seminar Nasional Official Statistics 2020
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (305.534 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2020i1.549
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi serta penduduk yang semakin padat dapat mengakibatkan berbabagai masalah lain seperti jaminan kesejahteraan yang tidak dapat terlaksana secara optimal. Sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi masalah kependudukan salah satunya adalah program KB (Keluarga Berencana) dengan penggunaan kontrasepsi modern. Namun, partisipasi penggunaan kontrasepsi modern yang masih belum merata menjadi masalah lain. Seperti di wilayah KTI (Kawasan Timur Indonesia ) 10 dari 17 provinsi di KTI dalam penggunaan kontrasepsi modernnya masih berada di bawah rata-rata Nasional. Padahal pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pemberian kontrasepsi gratis sejak tahun 2011 terhadap wilayah dengan TFR tinggi dan penggunaan kontrasepsi rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan unutuk mengetahui gambaran dan variabel yang signifikan mempengaruhi penggunaan kontrasepsi modern wanita usia subur kawin pada lima provinsi di KTI tahun 2017, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Hasil regresi logistik biner diperoleh wanita dengan umur 25 sampai 34 tahun, jumlah anak hidup lebih dari dua, menginginkan jumlah anak maksimal dua anak, pendidikan SD sampai SMP, bekerja, pendidikan suami SD sampai SMP, suami yang bekerja, dan mendapat kunjungan petugas KB memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan kontrasepsi modern. Peran petugas KB lebih dioptimalkan dalam menjaring calon pengguna kontrasepsi modern.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINGKAT PREVALENSI KONTRASEPSI MODERN DI INDONESIA TAHUN 2017
Sapriana Paskalina Fayon;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2020 No 1 (2020): Seminar Nasional Official Statistics 2020
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (450.515 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2020i1.658
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) is an indicator used to see how much contraceptive use is in an area, whereas modern CPR is an indicator that is specific to contraceptive use in a modern way. From 2015 to 2017, CPR figures for all methods and modern continue to decline and still not reach the target of the BKKBN even though the CPR target has been lowered. This study aims to analyze the factors that influence the prevalence rate of modern contraception by using multiple linear regression analysis methods, where the best model is chosen with the best subset regression method. The data used are secondary data obtained from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI), 2017 District / City Poverty Data and Information, and the 2017 BKKBN Government Agency Performance Accountability Report. The analysis results show that the best model chosen is a model with variables free percentage of poor population, age of first marriage and knowledge of married men about contraception. Based on simultaneous tests, it can be concluded that there is at least one independent variable that is significant to the prevalence rate of modern contraception. While partially only the age of first marriage and the knowledge of married men about contraception are significant to the prevalence rate of modern contraception, where the age of first marriage has a negative effect and the knowledge of married men about contraception has a positive effect.
Visualisasi dan Diseminasi Kerangka Induk BS2020 Berbasis Web
Sukron Al Amin;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2021 No 1 (2021): Seminar Nasional Official Statistics 2021
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (657.291 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2021i1.913
The Master Framework of the 2020 Census Block (BS2020) is the result of mapping activities conducted by the Central Statistics Agency (BPS) in 2019. This master framework contains a collection of census blocks in a statistical working area (wilkerstat) with the attributes of load, dominant load, and type of census block. The geographic information system (GIS) used by BPS currently cannot display digital maps down to the smallest unit of analysis level, namely the census block and local environmental unit (SLS). The purpose of this research is to build a web-based BS2020 GIS that has the ability to visualize and disseminate digital maps up to the Census Block and SLS levels. System development is carried out using the Rapid Application Development (RAD) method. The GIS for Visualization and Dissemination of the BS2020 Master Framework has been successfully built. The results of the Black Box testing show that all scenarios have run as expected. Meanwhile, from the user assessment using the Scale Usability System method, a score of 77.95 was obtained which indicates that the system has been functioning and can be well received by users.
Kajian Pemanfaatan Data Google Maps untuk Pemenuhan Variabel Jumlah dan Jarak Infrastruktur PODES
Masyitah Ayuning Setyo;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2021 No 1 (2021): Seminar Nasional Official Statistics 2021
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (347.391 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2021i1.1024
Statistik Potensi Desa (PODES) merupakan produk Official Statistics yang pada umumnya dihasilkan dari kegiatan pemutakhiran menjelang dilaksanakannya suatu Sensus oleh Badan Pusat Statistik. Variabel yang relatif banyak ditanyakan pada kuesioner PODES adalah jumlah dan jarak infrastruktur yang terdapat di suatu desa. Variabel-variabel ini digunakan untuk penyusunan berbagai indeks, sehingga di-update setiap tahunnya di luar tahun pendataan PODES. Di sisi lain, ketersediaan Big Data memiliki potensi untuk memudahkan pemutakhiran data PODES. Salah satu sumber dari Big Data yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam pemutakhiran PODES adalah Google Maps. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola dan keakuratan data yang dihasilkan oleh Google Maps. Pengumpulan data infrastruktur dilakukan dengan pembangunan web-scraper dengan Bahasa Python untuk studi kasus pada wilayah Kota Yogyakarta. Dari penelitian ini ditemukan bahwa proses pengumpulan dan pre-processing data membutuhkan waktu dan proses yang lama dan secara umum memiliki tingkat akurasi data yang masih rendah untuk mengestimasi jumlah infrastruktur per desa. Sedangkan untuk akurasi dari titik koordinat Google Maps sudah relatif baik, namun variabel jarak yang diinformasikan oleh Google Maps masih memerlukan penelitian lanjutan ke lapangan. Selain itu, ditemukan bahwa data Google Maps belum dapat mengidentifikasi secara langsung infrastruktur puskesmas dan pasar sesuai kebutuhan dalam PODES. Berdasarkan temuan dari penelitian ini, disimpulkan bahwa Google Maps belum dapat dimanfatkaan untuk pemenuhan variabel jumlah dan jarak infrastruktur pada PODES.
Penerapan Pembelajaran Mesin Untuk Estimasi Luas Lahan Bawang Merah Berdasarkan Data Citra Satelit Resolusi Menengah
Muhammad Zulkarnain;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2022 No 1 (2022): Seminar Nasional Official Statistics 2022
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1003.818 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2022i1.1307
As the second-largest national shallot producer, Nganjuk Regency requires significant effort in calculating its land area. The irresponsible Eye Estimate calculation is still used today. Remote sensing offers an alternative using Sentinel-2 medium resolution satellite imagery as a source. Sentinel-2 spectral bands in June and August 2020 were extracted into basic and composite variables, then trained for machine learning modeling. Internal evaluation of reduced variables of performance and Mc Nemar's test showed the Support Vector Machine (SVM) was good in June object, while the Random Forest (RF) In August 2020. External evaluation of the total difference in the land area against the data published by Statistics Indonesia showed the SVM was good for the objects by the smallest total difference, 897.53 and 5382.48 hectares. A high total difference is not expected. So, the selection and development of models, intensive labeling, or variable selection methods can be used for future research.
Analisis Minat Generasi Z Untuk Mengisi Survei Online
Austin Abdul Aziz Riano Junior;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2022 No 1 (2022): Seminar Nasional Official Statistics 2022
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (482.336 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2022i1.1338
Rapid technological advances coupled with the COVID-19 pandemic require the adoption of the internet in all non-survey fields. An online survey is a survey that uses an online website-based questionnaire. However online surveys tend to have low response rates. Younger age and behavior affect online survey response rates. Behavior can be researched using Theory of Planned Behavior. Regarding age, Generation Z will be the most involved in online surveys. This study aims to find out the general description of Generation Z's interest in filling out online surveys which are explained based on the Theory of Planned Behavior. The survey respondents in this study were Generation Z (17+). The results were analyzed using binary logistic regression. The results show that Generation Z's interest in filling out online surveys is much lower and the Theory of Planned Behavior can be used to explain Generation Z's interest in filling out online surveys.
Permasalahan dan Potensi dalam Diseminasi Official Statistics pada Badan Pusat Statistik
Sabriella Hafifah;
Waris Marsisno
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2022 No 1 (2022): Seminar Nasional Official Statistics 2022
Publisher : Politeknik Statistika STIS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (217.367 KB)
|
DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2022i1.1419
Badan Pusat Statistik is a Non-Ministerial State Institution appointed as the Advisor for Statistics in Indonesia. In this case, BPS has an important role in producing quality statistical data (official statistics) according to existing standards. Statistical results or products from BPS certainly need to be disseminated to data users or data consumers. Dissemination of statistical results is called dissemination. The official statistics data dissemination process at BPS has been going well, but based on the BPS Data Needs Survey (SKD) in 2021, data consumer satisfaction has reached a satisfied number but there are still some aspects or service attributes that are not satisfied. Therefore, it is necessary to examine what problems arise and cause the percentage of data user satisfaction with BPS data and services. Then look at and identify the potential that exists to continue to develop the data dissemination process at BPS. It was found that the problems that arise in the dissemination process are the lack of data dissemination channels and also the lack of utilization of information and communication technology in the dissemination of official statistics data. The potential that needs to be strengthened is the addition of a marketing strategy or promotion of official statistics data in accordance with the targets and needs of BPS data users.