Industri yang sedang dikembangkan oleh Badan Ekonomi Kreatif saat ini adalah industri kreatif yang terdiri dari 16 subsektor, di mana 4 subsektor (kriya, kuliner, fesyen dan penerbitan) termasuk dalam kategori industri besar sedang. Industri kreatif diharapkan dapat mendukung tujuan SDGs ke 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) dan tujuan SDGs ke 9 (industri, inovasi dan infrastruktur). Berdasarkan publikasi UNCTAD (2010), ekonomi kreatif dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan pekerjaan dan meningkatkan ekspor. Menurut Bekraf pertumbuhan PDB industri kreatif masih di bawah target RPJMN tahun 2015-2019. Industri kreatif kuliner memiliki nilai produksi paling rendah di antara 4 subsektor tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efisiensi teknis dan total faktor produktivitas industri kreatif subesktor kuliner. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis dan fungsi produksi CES dengan menggunakan raw data hasil Survei Industri Manufaktur 2015, BPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kreatif subsektor kuliner belum efisien yang ditunjukkan oleh nilai TE kurang dari 1. Kualitas dari input industri kreatif subsektor kuliner beragam yang ditunjukkan oleh nilai total faktor produktivitas yang beragam. Kemudian, total faktor produktivitas memiliki hubungan yang searah dengan tingkat efisiensi teknis pada industri kreatif subsektor kuliner. Kesimpulannya pemerintah harus meningkatkan efisiensi teknis dan kualitas dari input.
Copyrights © 2019