Satu tahun lebih pandemic COVID-19 telah melanda negara indonesia. Pemerintah Indonesia sudah banyak mengeluarkan kebijakan demi menurunkan angka penularan di lapisan masyarakat. Beberapa kebijakan peraturan pemerintah mengharuskan warga supaya tidak berkerumunan di suatu tempat di dalam maupun luar ruangan. Kebijakan lain adalah peraturan untuk bekerja (WFH) dan belajar (SFH) dari rumah. Beberapa peraturan ini membentuk Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di masyarakat. Kebiasaan baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukan di rumah kini harus mulai dibiasakan di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kebiasaan perilaku dan konflik baru yang muncul selama aktivitas bekerja dan belajar dari rumah. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data dari hasil kuisioner 160 responden yang berdomisili di Bandung, Jakarta, Banten, Bengkulu, Padang, Pekanbaru, Surabaya, Makasar, dan Banjarmasin. Hasil penelitian menyebutkan terdapat berbagi bentuk preferensi perilaku yang berubah secara signifikan sebagai bentuk AKB. Jika sebelumnya rumah akan kosong penghuni saat jam kerja, justru sekarang rumah semakin riuh ramai karena banyak suara yang tercipta dari aktivitas bekerja dan belajar yang bersamaan. Peningkatan kebutuhan daya listrik, perangkat gadjet dan perabotan penunjang kerja juga dirasakan oleh penghuni rumah. Dampak positif beraktivitas dari rumah diantaranya menjadi lebih dekat dengan sesama penghuni dan terdapat waktu lebih banyak untuk menekuni hobi serta merasa lebih rajin dalam membersihkan rumah. Manfaat penelitian dapat dijadikan referensi dalam memutuskan kebutuhan furnitur maupun efektivitas penyimpanan barang di dalam ruang rumah tipe 36-45. Penerapan hasil preferensi perilaku dapat dipakai sebagai acuan dalam memahami WFH dan SFH demi mengantisipasi penularan virus COVID-19 di lapisan masyarakat yang lebih luas.
Copyrights © 2022