This research aims to know thoroughly about the Jugun Ianfu system implemented by the Japanese government in each of its colonies, especially Indonesia. This study will explain why the Japanese government established the Jugun Ianfu system in each of its colonies, the state of Jugun Ianfu women at that time, and the socio-psychological impact Jugun Ianfu was solely for the benefit of the Japanese army military soldiers. The existence of the Jugun Ianfu system is evidenced by the discovery of the comfort station (ianjo), which was first built in Shanghai, China. Jugun Ianfu in Indonesia was imposed after the Japanese successfully expelled the Dutch from Indonesia. At that time, the victims of Jugun Ianfu explained that they often get phsycal violence or sexual violence from Japanese soldiers or their officers. The method used in this study consists of four steps heuristics, criticism, interpretation, and historiography. This became a problem faced by the victims of Jugun Ianfu in Indonesia (1942-1945) as if covered by the government because it considered the problem of Jugun Ianfu as a disgrace to the state. Even the Indonesian government tends to be passive in dealing with the problem of Jugun Ianfu that occurs in Indonesian women.Keywords : Jugun Ianfu, Japanese Occupation, Violence.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai sistem Jugun Ianfu yang diterapkan oleh pemerintah Jepang di setiap wilayah jajahannya terutama Indonesia. Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai alasan pemerintah Jepang membentuk sistem Jugun Ianfu di setiap wilayah jajahannya, keadaan perempuan Jugun Ianfu pada masa itu, serta dampak sosial-psikologis korban Jugun Ianfu. Tujuan utama dibentuknya Jugun Ianfu semata-mata dilakukan demi kepentingan prajurit militer tentara Jepang. Adanya sistem Jugun Ianfu dibuktikan dengan adanya penemuan comfort station (ianjo) yang dibangun pertama kali di Shanghai China. Jugun Ianfu di Indonesia diberlakukan setelah Jepang berhasil mengusir Belanda dari Indonesia. Pada masa itu para korban Jugun Ianfu memaparkan bahwa sering kali mereka mendapatkan kekerasan secara fisik ataupun kekerasan seksual dari para tentara Jepang atau para perwiranya. Hal tersebut menjadi suatu masalah yang dihadapi oleh para korban Jugun Ianfu sendiri baik secara fisik ataupun secara mental. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat langkah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Masalah Jugun Ianfu di Indonesia (1942-1945) pun seakan ditutupi oleh pemerintah karena menganggap masalah Jugun Ianfu sebagai aib negara. Bahkan pemerintah Indonesia cenderung pasif dalam menangani masalah Jugun Ianfu yang terjadi pada perempuan Indonesia.Kata kunci : Jugun Ianfu, Kekerasan. Pendudukan Jepang,
Copyrights © 2022