Perkembangan teknologi yang demikian pesat, industri dan lain sebagainya memaksa seseorang atau kelompok orang untuk beradaptasi dengan cepat. Sehingga dengan mudah orang terprovokasi melalui unggahan di media social untuk saling membenci bahkan melakukan tindak kekerasan. Oleh sebab itu menjadi penting kiranya bagi perguruan tinggi untuk dapat memberikan penguatan kembali terkait moderasi beragama agar calon lulusannya untuk menghargai dan toleran terhadap orang lain yang berbeda pemahaman dengan dirinya. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif, lokasi penelitian di Institut Agama Islam Darussalam Ciamis. Sumber data penelitian diperoleh dari hasil wawancara dengan para dosen, mahasiswa, dan unsur pimpinan, serta observasi terkait dengan resiliensi moderasi beragama di lingkungan Institut Agama Islam Darussalam Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi dilakukan berdasar pada cita-cita perguruan tinggi yaitu membentuk muslim moderat, mukmin demokrat, dan muhsin diplomat. Kemudian upaya resilensi diintegrasikan dengan kurikulum perguruan tinggi antara lain memasukkan nilai-nilai moderasi beragama pada matakuliah ahlussunnah waljama’ah, kajian kitab kuning, dan pendidikan multikultural. Selain itu, setiap elemen baik dosen maupun unsur pimpinan institut memberikan teladan untuk saling menghargai dan menghormati keberbedaan. Sehingga pada gilirannya mahasiswa dan lulusan terbiasa dan menunjukkan sikap dan perilaku moderat.
Copyrights © 2022