Setiap individu yang sudah menikah mendambakan agar perkawinannya dapat terus terjalin harmonis dan mencapai kebahagiaan. Keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan berkurangnya ketegangan emosi, kekecewaan dan puas terhadap keadaan keluarganya. Salah satu faktor yang menyebabkan keluarga tidak harmonis yaitu kematangan emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) tingkat keharmonisan keluarga pasangan menikah muda (2) tingkat kematangan emosi pada pasangan menikah muda (3) menguji hubungan kematangan emosi dengan keharmonisan keluarga pada pasangan menikah muda. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif koreasional. Populasi penelitian 50 keluarga yang menjalani pernikahan muda. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan angket keharmonisan keluarga dan kematangan emosi. Data diolah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif serta analisis korelasional. Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan kematangan emosi dengan keharmonisan keluarga pada pasangan menikah muda berada pada kategori tinggi pada kematangan emosi dengan rata-rata skor capaian 73% dan keharmonisan keluarga dengan rata-rata skor capaian 76%. Kebanyakan terdapat hubungan positif signifikansi antara kematangan emosi dengan keharmonisan keluarga pada pasangan muda dengan nilai koefisien korelasi 0,438 dan nilai signifikansi 0,001. Artinya, semakin tinggi kematangan emosi maka semakin baik keharmonisan keluarga, begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat kematangan emosi maka semakin buruk pula tingkat keharmonisan keluarga.
Copyrights © 2022