Masyarakat manggarai adalah masyarakat yang ekologis untuk itu agar konsep ideo-sosio-biologis khususnya dalam ekoleksikon kepadiannya tetap terjaga maka perlu adanya keterwarisan pada generasi berikutnya. Salah satunya adalah pada generasi muda. Untuk mengetahui bahwa konsep-ideo-sosio-biologinya terwarisi pada generasi berikutnya dilakukan dengan cara menguji pemahaman generasi mudanya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengukur pemahaman mahasiswa terhadap ekoleksikon kepadian bahasa Manggarai. Teori teori ekolonguistik model dialog. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas katolik Santu Paulus Ruteng. Sedangkan sampel dalam penelitian dilakukan dengan teknik probaliti sampling yang dilakukan dengan simple random sampling. Selanjutnya data dikumpulkan dengan metode simak bebas libat cakap dengan tekni lanjutan dokumentasi dan angket. Sedangkan instrument penelitiannya sejalan dengan pengumpulan datanya, yakni angket. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan perhitungan statistik dan deskriptif. Hasil penelitian menunjuka bahwa pemahaman ekoleksikon kepadian bahasa Manggarai pada Mahasiswa Univeristas katolik Santu Paulus ruteng sangat tinggi hal ini terbukti dari hasil persentase setiap alternative jawaban instrument, yakni 66,5% tahu ekoleksikon kepadian, 11,7% pernah dengar ekoleksikon kepadian, 17,1 tidak tahu leksikon kepadian, dan 4,78 tidak pernah mendengar ekoleksikon kepadian yang disebutkan dalam instrument. Adanya perbedaan pemahaman disebabkan oleh letak tempat tinggal yang dekat atau jauh dari ekologi kepadian, keterlibatan dalam proses di ekologi kepadian, terjaganya ekologi kepadian dan sikap bahasa.
Copyrights © 2022