Changes in religious behavior are influenced by religious attitudes, including behavior during adolescence. A good religious attitude will lead to good religious behavior. Religious attitudes are formed through direct experience through interaction with various elements of the social environment. Therefore, a person's religious attitude is different in responding to a stimulus, including between dormitory and non-dormitory students. This study aims to determine the level of comparison of religious attitudes between dormitory and non-dormitory students. This research uses descriptive quantitative method. Data was obtained using a questionnaire. Data were analyzed using simple statistics. The analysis of the mean scores resulted in the finding that in general, the difference in religious attitudes between dormitory and non-dormitory students was 4.1 > 4.1. Analysis on each dimension is known that from the five dimensions, the level of comparison in the three dimensions is obtained by the dormitory students. The three dimensions are ritual (3.9 > 3.4), mystical (4.5 > 4.3) and intellectual (4.5 > 4.2). Meanwhile, non-boarding students are superior in ideological dimensions (4.0 < 4.2). And the social dimension has the same level of religious attitude (4.3 = 4.3). Perubahan perilaku keberagamaan dipengaruhi oleh sikap keberagamaan, termasuk perilaku pada saat remaja. Sikap keberagamaan yang baik akan memunculkan perilaku keberagamaan yang baik. Sikap keberagamaan terbentuk melalui pengalaman langsung melalui interaksi dengan berbagai unsur lingkungan sosial. Oleh karena itu, sikap keberagamaan seseorang berbeda-beda dalam merespon suatu rangsangan, termasuk antara siswa asrama dan non-asrama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbandingan sikap keberagamaan antara siswa asrama dan non-asrama. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Data diperoleh menggunakan angket. Data dianalisis menggunakan statistic sederhana. Analisis skor rata-rata menghasilkan temuan bahwa secara umum, perbedaan sikap keberagamaan antara siswa asrama dan nonasrama adalah 4,1 > 4,1. Analisis pada setiap dimensi diketahui bahwa dari lima dimensi, tingkat perbandingan pada tiga dimensi diperoleh oleh siswa asrama. Tiga dimensi tersebut adalah ritual (3,9 > 3,4), mistikal (4,5 > 4,3) dan intelektual (4,5 > 4,2). Sedangkan siswa nonasarama lebih unggul dalam dimensi ideological (4,0 < 4,2). Dan untuk dimensi sosial memiliki tingkat sikap keberagamaan yang sama (4,3 = 4,3).
Copyrights © 2022