Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia, karena sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kematian. Berbagai program telah dilakukan, termasuk kampanye 3M Plus, namun DBD masih tetap tinggi. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku 3M Plus dengan kejadian DBD. Penelitian menggunakan rancangan kasus-kontrol. Sebanyak 62 rumah tangga (31 kasus dan 31 kontrol) dipilih secara acak dan diikutkan dalam penelitian. Sembilan variabel (menutup TPA, menguras TPA, menyingkirkan sampah, memelihara ikan pemakan jentik, menggantung pakaian, penggunaan kawat kasa, penggunaan obat anti nyamuk, dan penggunaan larvasida) diobservasi pada setiap rumah tangga sampel. Hasil observasi dikelompokkan menjadi dua kategori, selanjutnya dianalisis dengan Chi-square dan Odds Ratio. Hasil penelitian mendapatkan lima faktor risiko perilaku terhadap kejadian DBD, yaitu menguras TPA (OR=5,769; 95% CI 1,843-18,064), menyingkirkan/mendaur sampah (OR=3,325; 95% CI 1,171-9,442), memasang kawat kasa (OR=5,043; 95% CI 1,010-26,086), menggantung pakaian (OR=6,905; 95% CI 1,368-34,846), menggunakan obat anti nyamuk (OR=3,713; 1,030-13,381). Sedangkan empat variabel lainnya tidak menunjukkan hubungan yang bermakna, yaitu menutup TPA, memelihara ikan pemakan jentik, penggunaan kelambu, dan penggunaan larvasida. Penelitian telah membuktikan bahwa perilaku rumah tangga berkaitan erat dengan kejadian DBD. Diperlukan keterlibatan semua pihak untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pemberantasan vektor dan pencegahan DBD
Copyrights © 2022