Di awal milenia kedua, Indonesia yang multi etnis dan multi agama, dan dikenal sebagai masyarakat yang toleran, sempat dikejutkan oleh beberapa kejadian bernuansa SARA. Kejadian-kejadian seperti ini, cukup menggangu bagi bangsa Indoensia mengingat sejarah panjang identitas Indoensia sebagai bangsa yang toleran dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk sikap masyarakat, termasuk siakap toleran-intoleran. Hal ini dikarenakan salah satu fungsi dan tujuan pendidikan sebagai media tranafer of knowlwdge dan transfer of values. Dengan menggunanakan metode perpustakaan (librarry research) dan deskriptif, dan pengelolaan data dilakukan dengan proses mengedit, mengklasifikasikan, memverifikasi, menganalisis, dan menyimpulkan, penelitian ini berusaha menemukan jawaban atas berkembangnya intoleransi di Indonesia dengan menjassikan Islam Nusanatar sebagai landasan pendidikan Islam di Indonesia. Hasil kajian menunjukkan bahwa Islam Nusantara dengan paradigmanya yang tawazun, tawasuth, dan tasamuh yang terbingkai dalam sikap keberagamaan yang rahmatan lil ‘alamin, dapat menjadi jawaban sebagai landasan ontologis pelaksanaan Pendidikan Islam. Dengan paradigma keseimbangan yang menjadi ciri Islam Nusantara, Pendidikan Islam tidak hanya diorientasikan untuk mengejar kepentingan ukhrowi yang jsutru sangat rentan ketika dihadapkan pada sesuatu yang dikemas dengan label agama.
Copyrights © 2022