Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transformasi metafora ‘Kucing Anggora’, ‘Naga’, dan ‘Cinta’ yang terdapat dalam kumpulan puisi esai Roti untuk Hati karya Denny J.A. Puisi esai tersebut berjudul Karena Kucing Anggora – Hal Sepele menjadi Pokok, Naga Seribu Wajah – Khayalan menjadi Pegangan, dan Barat Lebih Islami? – Substansi atau Label. Kajian yang digunakan untuk mengidentifikasi metafora ‘Kucing Anggora’, ‘Naga’ dan ‘Cinta’ tersebut yaitu kajian metafora Ricoeur. Transformasi di sini menggunakan teori alih wahana Sapardi. Dalam hal ini penciptaan metafora atau penggunaan metafora ‘Kucing Anggora’, ‘Naga’ dan ‘Cinta’ sebagai bentuk alih wahana terhadap gejala sosial. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pembacaan hermeneutik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa metafora ‘Kucing Anggora’, ‘Naga’, dan ‘Cinta’, menunjukkan bahwa terdapat hubungan timbal balik atau sebab-akibat antara metafora dan puisi esai dengan simbol-simbol tradisi dan praktik keberagaman dan keyakinan di Indonesia. Dalam hal ini fenomena keberagaman di Indonesia menjadi suatu referensi penyair dalam menulis karya sastranya (puisi esai). Kontribusi kajian terhadap karya sastra (puisi) bisa menjadi suatu pembacaan terhadap fenomena keberagaman di Indonesia. Secara keseluruhan, Denny J.A dalam karyanya (kumpulan puisi esai) tersebut, menautkan bagaimana fakta-fakta sosial ditransformasikan ke ranah metafora yang lebih baru dan dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia, yakni berupa Kucing Anggora, Naga, dan Cinta. Posisi metafora dalam puisi esai tersebut adalah suatu bentuk korelasi intertekstual penyair terhadap simbol-simbol kultural keindonesiaan, dalam konteks keberagaman dan keyakinan. Abstract This study aims to analyze the transformation of the metaphors of “Angora Cat”, “Dragon”, and “Love” contained in the collection of essay poetry Roti untuk Hati by Denny J.A. The poetry essays areKarena Kucing Anggora – Hal Sepele menjadi Pokok, Naga Seribu Wajah – Khayalan menjadi Pegangan, and Barat Lebih Islami? – Substansi atau Label. The theory used is Ricoeur’s metaphor theory and the transformation here is explained using is Sapardi’s media transformation theory. In this case, the metaphors are used as the transformation of social phenomena into essay poetry. The method used is descriptive qualitative and the data is obtained by library research. Data analysis was performed using hermeneutic readings. It was then concluded that metaphors of “Angora Cat”, “Dragon”, and “Love” show a reciprocal relationship between metaphors in essay poetry and symbols of traditions and practices of diversity and beliefs in Indonesia. Diversity in Indonesia becomes a reference for the poet in writing the essay poetry. This study will enrich research findings regarding Indonesian diversity depicted in poetry. Overall, Denny J.A in his works links how social facts are transformed into a realm of metaphors that are newer and closer to daily lives of Indonesian people like angora cats, dragon, and love. The metaphors’ position in the poetry is as a form of intertextuality with Indonesian cultural symbols, with diversity and beliefs as the context.
Copyrights © 2022