PENERAPAN SAK-EMKM TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA TOKO TJOANG BUNG KOTA TANJUNGPINANG

Meidi Yanto (Program Studi Akuntansi, STIE Pembangunan Tanjungpinang)
Dhea Amanda Aulia Putri (Program Studi Akuntansi, STIE Pembangunan Tanjungpinang)
Elvina Elvina (Program Studi Akuntansi, STIE Pembangunan Tanjungpinang)
Melisa Melisa (Program Studi Akuntansi, STIE Pembangunan Tanjungpinang)
Fauzi Fauzi (Program Studi Akuntansi, STIE Pembangunan Tanjungpinang)
Novi Chandra Saputra (Program Studi Akuntansi, STIE Pembangunan Tanjungpinang)
Muhammad Isa Alamsyahbana (Program Studi Akuntansi, STIE Pembangunan Tanjungpinang)
Hasnarika Hasnarika (Program Studi Akuntansi, STIE Pembangunan Tanjungpinang)
Salihi Salihi (Program Studi Akuntansi, STIE Pembangunan Tanjungpinang)

Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (JEMBA)
Vol. 2 No. 1: Januari 2023

Saat ini perkembangan bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Saat ini salah satu jenis bisnis yang sangat berkembang pesat di Indonesia yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)[1]. UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena memberikan sumbangan signifikan khususnya dalam pembentukan produk domestik bruto dan penyerapan tenaga kerja [2]. UMKM juga dipercaya memiliki ketahanan ekonomi yang tinggi sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian. SAK EMKM adalah standar akuntansi keuangan yang dapat digunakan oleh entitas yang memenuhi definisi pelaku usaha UMKM [3]. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada toko Tjoang Bung, terlihat bahwa pemilik tidak melakukan pencatatan laporan keuangan. Pemilik hanya menghitung kas masuk dan kas keluar secara kasar,serta memperkirakan modal yang ia miliki dapat diputar kembali untuk terus menjalani usahanya.