Forbazol E dapat disintesis dari 1-(p-tosil) pirol-2-karbonil klorida dan fenasil amonium klorida dengan rendeman cukup tinggi melalui empat tahap reaksi yaitu : pertama, reaksi penggabungan; kedua, siklodehidrasi; ketiga,hidrolisis; dan keempat, klorinasi. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif. Untuk itu perlu diteliti : (a) forbazol E dapat menghambat pertumbuhan S. aureus ; (b) konsentrasi forbazol E 75 mg/L akan menimbulkan hambatan pertumbuhan S. aureus lebih tinggi dari konsentrasi 37,5 mg/L. Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan the randomized- posttest-only control group design dan melibatkan 9 sampel pada kelompok kontrol, 9 sampel pada kelompok perlakuan I dan 9 sampel pada perlakuan II. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji anova pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian membuktikan forbazol E dapat menghambat pertumbuhan, pemberian forbazol E pada pada kelompok perlakuan II dengan konsentrasi 75 mg/L menimbulkan   hambatan    pertumbuhan   S. aureus lebih   tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan I dengan konsentrasi 37,5 mg/L (p<0,05), uji lanjutan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf signifikansi 5% diperoleh bahwa hambatan pertumbuhan S. aureus pada kelompok perlakuan II (75 mg/L) berbeda bermakna dengan kelompok perlakuan I (37,5 mg/L) (p<0,05). Bertolak dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bioaktivitas forbazol E dapat menghambat pertumbuhan   S. aureus.
Copyrights © 2015