Di Indonesia, ada beberapa karakteristik yang menyebabkan persebaran dokter tidak merata. Dari sisi peluang finansial, Indonesia memiliki rentang pilihan yang sangat luas. Ada daerah yang kekuatan ekonominya sangat kuat, tetapi ada juga daerah yang sangat tertinggal. Situasi ini menyebabkan penumpukan dokter di beberapa daerah dan kekurangan dokter di daerah lain. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan landasan teori terkait peningkatan jumlah dan pendayagunaan tenaga kesehatan di Indonesia. Metode penulisan artikel ini adalah literature review. Yakni, penelusuran literature baik internasional maupun luar negeri yang dilakukan dengan menggunakan database Profil Kesehatan 2021. Hasil dari penelitian ini adalah pada tahun 2021, Indonesia telah mempekerjakan 453,529 tenaga kesehatan di Puskesmas yang mayoritas adalah bidan dengan persentase 41,7% sebanyak 88,963 orang dan proporsi terendah fisioterapis mencakup 0,18% sebanyak 851 orang. Jumlah dokter spesialis rumah sakit yang berada di Indonesia tercatat 43.558 orang, turun dari tahun lalu dengan frekuensi 44.158 orang. Sebagian besar tenaga kesehatan berada di daerah tertinggal, dengan 42,2% adalah tenaga keperawatan dan 28,5% mencakup tenaga kebidanan. Disisi lain, tenaga di bidang psikologi klinis, teknik biomedis, dan terapi fisik termasuk pada kategori yang paling rendah. Masih banyak sekali daerah yang memiliki kekurangan dalam sumber daya kesehatannya, dimana area ini sama sekali tidak menarik dokter untuk bekerja berjam-jam. Hal seperti ini yang menyebabkan timbulnya penumpukan dokter di beberapa daerah dan juga mengakibatkan kekurangan dokter di daerah lain
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023