Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bentuk-bentuk kemampuan berpikir kritis dalam lingkungan indigenos. Hal tersebut digunakan sebagai upaya merevitaslisasi pembelajaran bahasa Indonesia pada generasi Z. Untuk menemukan kemampuan berpikir kritis tersebut, peneliti menggunakan teori berpikir kritis Facione yang terdiri dari enam aspek, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan selfregulation. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneltian kualitatif dengan pendekatan grounded theory, yakni penarikan secara generalisasi terhadap penerapan sebuah teori, tindakan, atau interaksi. Sementara itu, objek penelitian yang digunakan adalah pertanyaan peserta didik, lagu-lagu dolanan dan anak usia dini, dan permainan tradisional. Hasil dari penelitian ini adalah adanya revitalitasi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis kemampuan berpikir kritis dalam lingkungan indegenos dengan menyesuaikan gaya selingkung karakteristik peserta didik generasi Z untuk menghadapi Era Society 5.0 yang menempuh pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih perkembangan pembelajaran bahasa Indonesia pada era society 5.0.
Copyrights © 2022