Al-Qur’an adalah korpus terbuka yang sangat potensial untuk menerima segala bentuk eksploitasi, baik berupa pembacaan, penerjemahan, penafsiran, hingga pengambilannya sebagai sumber rujukan. Metode penafsiran sungguh sangat beragam sejak zaman klasik hingga modern, akan tetapi pada tulisan ini hanya akan menjelaskan potret metodologi tafsir di Indonesia saat ini, era modern-kontemporer. Metodologi penafsiran di Indonesia adalah kontekstual dalam hal ini termasuk pada kategori model sosial kemasyarakatan (adabi ijtima’ie). Ada pun beberapa karakteristik yang dimunculkan oleh para mufassir kontemporer, pertama, bernuansa hermeneutis dengan lebih menekankan pada aspek epistemologis-metodologis. Hal ini dilakukan agar menghasilkan pembacaan yang produktif akan Al-Qur’an dan bukannya pembacaan repetitif atau pembacaan ideologis-tendensius. Kedua, kontekstual dan berorientasi pada spirit Al-Qur’an, ini dilakukan melalui hasil pembacaan ayat Al-Qur’an dari banyak keilmuan (interdisipliner) dengan memanfaatkan perangkat keilmuan modern seperti filsafat, semantik, antropologi, sosiologi, sains dan lainnya.
Copyrights © 2022