Hadirnya era society 5.0 saat ini memberikan tawaran modernitas yang berpengaruh terhadap pola perilaku individu di setiap aspek kehidupan. Tawaran modrenitas tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi individu khususnya remaja agar mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang begitu cepat dari pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Remaja dituntut untuk senantiasa mengikuti pembaharuan yang begitu pesat melalui pemanfaatan teknologi yang saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Tawaran modernitas tersebut nyatanya juga membawa dampak negatif yang cukup memperihatinkan. Salah satunya adalah kemunculan istilah phubbing sebagai indikasi kecanduan remaja terhadap gawai/ smartphone yang menjadikan remaja rela menyakiti orang-orang yang ada di sekitarnya dengan bersikap acuh dan lebih terfokus pada gawai/ smartphone yang ada di tangannya. Istilah Phubbing sendiri masih sangat asing untuk masyarakat Indonesia, walaupun nyatanya fenomena phubbing mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kata baru, phubbing merupakan sebuah singkatan dari kata phone dan snubbing yang digunakan untuk menunjukkan sikap mengabaikan lawan bicara dengan menggunakan gawai/ smartphone yang berlebihan. Perilaku phubbing terjadi karena adanya penggunaan atau ketergantungan pada gawai/ smartphone yang berlebihan dan berdampak pada interaksi sosial seseorag sehari-hari. Sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan, layanan bimbingan dan konseling seyogyanya mampu menjawab tantangan permasalahan terkait dengan berkembangnya perilaku phubbing pada remaja. Artikel ini diharapkan dapat memperkaya bahan referensi pengetahuan tentang perilaku phubbing dan implikasinya bagi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Copyrights © 2022