Kondisi terpapar debu kayu dalam jangka waktu yang panjang akan mempengaruhi fungsi paru-paru dan dapat menyebabkan obstruksi paru. Oleh karena itu, pekerja dalam industri mebel memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan obstruksi paru. Kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan iritasi dan sekresi lendir bronkus yang berlebihan, yang meningkatkan risiko obstruksi paru. Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan antara penguasaan, kebiasaan merokok, dan volume ekspirasi paksa pada pekerja yang terpapar debu kayu di industri Furniture Kalijambe, Sragen. Penelitian analitik ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Sampel dikumpulkan dari pekerja laki-laki dalam menyelesaikan departemen, sekitar 68 pekerja. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, pemeriksaan, dan pengukuran volume ekspirasi paksa. Data kemudian dianalisis secara statistik dengan univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan merokok dapat menurunkan% FEV1 (r = -0.422, p <0,01). Tenure juga menurunkan% FEV1 (r = 0.407, p <0,01). Ada hubungan antara kebiasaan merokok, kepemilikan dan kondisi paru obstruktif (F = 4.309, p <0,05), ini menunjukkan bahwa semakin banyak rokok yang dihisap oleh pekerja, risiko lebih tinggi pekerja dihadapi untuk paru obstruksi% penurunan FEV1).Kata kunci: kebiasaan merokok, kepemilikan, obstruksi paru, kayu expossure debu
Copyrights © 2014