Artikel ini membahas mengenai bagamana proses survive para pekerja seni dimasa pandemi dalam merelokasi sebuah pertunjukan seni. Pertunjukan yang semula disajikan secara (offline) kemudian beralih menjadi pertunjukan (online) dalam jaringan. Penelitian ini ditulis untuk mengetahui bagaimana proses kebertahanan para pekerja seni terus berkreasi dengan cara merelokasi pertunjukan dimasa pandemi. Untuk mengupas fenomena ini secara lebih mendalam pada penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi literasi, studi lapangan, observasi serta proses wawancara. Berdasarkan penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai temuan membuktikan pekerja seni dengan adanya pandemi dihadapkan kepada keadaan yang sulit. Disatu sisi peraturan membuat mereka tidak bisa berkarya, disisi lain mereka harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keseharian keluarga mereka. Jalan keluar yang realistis yang dapat diambil oleh para pekerja seni ialah dengan merelokasi pertujukan seni mereka yang semula offline menjadi berbentuk online untuk tetap memperoleh penghasilan demi memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu sebagai kaum akademisi hendaknya juga memperhatikan keadaan para pekerja seni. Ibarat seni adalah sepasang kaki para akademisi seni adalah sebelah sisi kaki dan para pekerja seni ialah sepasang kaki yang bersebelahan, tanpa keduanya melangkah beriringan sebuah seni tidak bisa terpelajari, berarti, dan abadi.
Copyrights © 2022