Bandung Conference Series : Sharia Economic Law
Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law

Analisis Peraturan BWI No 01 Tahun 2020 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah No 112 terhadap Implementasi Pemotongan Imbalan Nazhir sebelum perolehan hasil bersih Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf di Wakaf Salman ITB

Alpiah Trisna Dewi (Hukum Ekonomi Syariah, Universitas Islam Bandung)
Ifa Hanifia Senjiati (Hukum Ekonomi Syariah, Universitas Islam Bandung)
Zia Firdaus Nuzula (Hukum Ekonomi Syariah, Universitas Islam Bandung)



Article Info

Publish Date
01 Feb 2023

Abstract

Abstract. Management and development of waqf assets is Nazhir's main task. The reward for managing and developing waqf assets is 10% of nazhir rights obtained from the management and development of waqf assets. However, the management of productive waqf assets has not been carried out by many waqf institutions in Indonesia so Nazhir took this right at a 10% deduction at the start of the waqf contract. The review of the Indonesian Waqf Board (PBWI) Regulations and the Statement of Islamic Financial Accounting Standards (PSAK) form the basis for analyzing the practice of cutting a 10% fee at the start of a contract. This study uses a qualitative method with the research object of Wakaf Salman Bandung which applies deductions to nazhir fees. The results of the research are (1) PBWI allows Nazhir to receive operational or administrative costs, allows him to receive compensation from the management and development of waqf up to a maximum of 10% of the net proceeds from the management and development of waqf assets. (2) PSAK explains that nazir has the right to receive a maximum compensation of 10% of the net proceeds. (3) the implementation of the 10% deduction at the beginning of the waqf contract in the Salman Waqf is recognized as an administration fee and does not yet have the results of waqf management. (4) PBWI and PSAK analysis in Wakaf Salman ITB is permissible if it is for operational funds and there is no recognition of the results of management and development of waqf assets. Abstrak. Pengelolaan dan pengembangan aset wakaf menjadi tugas utama nazhir. Imbalan dari pengelolaan dan pengembangan aset wakaf ini adalah sebesar 10% hak nazhir yang diperoleh dari hasil pengelolaan dan pengembangan aset wakaf. Namun demikian, pengelolaan aset wakaf produktif belum banyak dilakukan lembaga wakaf di Indonesia sehingga Nazhir mengambil hak tersebut pada pemotongan 10% di awal akad untuk berwakaf. Tinjauan Peraturan Badan Wakaf Indonesia (PBWI) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) menjadi landasan dalam menganalisis praktik pemotongan biaya 10% di awal akad. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan objek penelitian Wakaf Salman Bandung yang menerapkan pemotongan imbalan nazhir. Hasil penelitian adalah (1) PBWI memperbolehkan nazhir menerima biaya operasional atau administrasi, memperbolehkan menerima imbalan hasil pengelolaan dan pengembangan wakaf maksimal 10% dari hasil neto pengelolaan dan pengembangan harta wakaf. (2) PSAK menjelaskan bahwa nazhir berhak untuk mendapatkan imbalan maksimal 10% dari hasil neto. (3) implementasi pemotongan 10% di awal akad berwakaf pada Wakaf Salman diakui sebagai biaya administrasi dan belum memiliki hasil pengelolaan wakaf. (4) analisis PBWI dan PSAK di Wakaf Salman ITB adalah diperbolehkan jika untuk dana operasional serta belum ada pengakuan hasil pengelolaan dan pengembangan aset wakaf.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

BCSSEL

Publisher

Subject

Religion Economics, Econometrics & Finance

Description

Bandung Conference Series Sharia Economic Law (BCSSEL) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada ekonomi syariah dengan ruang lingkup yaitu Perbankan Syariah, Keuangan Syariah, Akuntansi, Muamalah. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi ...