Gaya  para   pihak   menghadapi   sengketa  (conflict  style)  diperlukan   guna   penyelenggaraan penyelesaian sengketa yang efektif. Aktor  utama dan aktor  pendukung  serta kepentingan/peran dan pengaruh atau kekuasaan serta hubungannya  perlu dipetakan dengan seksama. Apa saja tindakan yang dapat dilakukan untuk  menyelesaian konflik berdasarkan gaya para pihak tersebut adalah sesuatu yang perlu dijawab dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini gaya para pihak didekati menggunakan analisis gaya  bersengketa  (AGATA).  Studi  ini  menunjukkan  bahwa  pihak  bergaya  sengketa  kompromi, akomodasi   dan   kolaborasi   difasilitasi   dan   dimediasi  untuk   mengusulkan   Hutan   Desa,  Hutan Kemasyarakatan dan peluang Kemitraan guna mendapatkan  legalitas pengeloalan sekaligus pengakuan hutan negara, oleh karena itu penerbitan Ijin Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan penting dipercepat. Peran pihak luar yang tidak ada hubungan konflik sangat penting untuk memfasilitasi dan memediasi para pihak menuju penyelesaian konflik. Pihak yang berkompetisi perlu dimediasi sehingga gayanya berubah kompromi, akomodasi ataupun  kolaborasi. Kalaupun tetap pada gayanya kiranya akan menghasilkan pilihan yang konstruktif untuk memperoleh haknya atas lahan melalui pelepasan kawasan hutan. Pihak yang  bergaya menghindar  perlu dilakukan  komunikasi  intensif agar menyadari  adanya konflik  atau berubah gayanya untuk berkompromi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 0000