Perkembangan teknologi sudah sangat pesat saat ini. Perkembangan peradaban society saat ini telah menginjak periode 4.0 bahkan sudah hampir memasuki periode 5.0. Sejarah sebagai sebuah ilmu harus mampu melakukan pengembangan diri dari sisi metodologi, terutama pemanfaatan sumber-sumber visual. Terlebih lagi, sejak Pandemik Covid-19 berlangsung, paperless culture semakin digalakkan. Berbagai program digitalisasi bahan pustaka dilakukan oleh berbagai lembaga penyedia sumber pustaka seperti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Arsip Nasional Republik Indonesia. Para sejarawan harus mampu memanfaatkan sumber visual agar karya sejarah yang dihasilkan memiliki kebaruan baik dari segi substansi maupun variasi sumber yang digunakan. Penulisan sejarah konvensional harus dikolaborasikan dengan menggunakan sumber-sumber visual. Tulisan ini bertujuan menginformasikan mengenai sejarah visual sebagai perspektif baru dalam penulisan sejarah yang tidak hanya menggunakan sumber tertulis (sejarah konvensional) melainkan juga menggunakan sumber visual berupa gambar bergerak dan tidak bergerak dalam penelitian sejarah. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif – analitis.
Copyrights © 2022