Pada proses penggilingan padi menjadi beras dihasilkan 8-10% dedak padi. Pemanfaatan dedak padi umumnya baru sebatas sebagai pakan ternak. Padahal pada dedak padi terdapat minyak sekitar 10-26% dari berat dedak padi. Minyak dedak padi dilaporkan sebagai minyak nabati unggul karena minyak tersebut didoninasi oleh asam lemak tak jenuh. Minyak dedak padi mengandung sekitar 32-35% asam linoleat. Asam linoleat dilaporkan mampu menurunkan kolesterol darah dan mencegah aterosklerosis. Berbagai metode ekstraksi telah diterapkan untuk mengekstraksi minyak dedak padi. Metode ekstraksi soxhlet merupakan metode yang dianggap paling cocok untuk mengektraksi minyak dedak padi. Namun metode tersebut umumnya hanya diterapkan pada ekstraksi skala kecil. Tujuan penelitian ini adalah memodifikasi metode ekstraksi soxhlet menjadi metode ekstraksi kolom unggun tetap, dan mempelajari pengaruh jenis pelarut dan ketinggian unggun (dedak padi) terhadap rendemen dan sifat fisiko-kimia dari minyak dedak padi yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pelarut etil asetat menghasilkan rendemen minyak dedak padi lebih banyak dibandingkan dengan pelarut etanol untuk semua variasi ketinggian unggun dedak padi. rendemen maksimum minyak dedak padi sebanyak 18,2% diperoleh pada ekstraksi dengan pelarut etil asetat dan pada ketinggian unggun dedak 5 cm. Pada kondisi ekstraksi tersebut dihasilkan minyak dedak padi dengan sifat fisiko-kimia paling optimal, yaitu dengan bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, densitas, indeks bias, dan viskositas berturur-turut sebesar 48,3 mg KOH/g, 252,1 mg KOH/g, 105,4 g I2/100 g, 0,910 g/mL, 1,463, dan 6,3 mPa s.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020