Latar belakang: Tingginya diare pada balita menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Bandung. Kejadian diare di Banjaran Kabupaten Bandung Tahun 2020 mencapai 1.350 kasus (5,3%). Pemicu diare pada balita salah satunya sanitasi dasar rumah tidak memenuhi syarat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sanitasi dasar rumah tidak memenuhi syarat pemicu diare pada balita di Banjaran Kabupaten Bandung. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol, sampel sebanyak 44 balita terdiri dari 22 kasus yaitu balita menderita diare dan 22 kontrol yaitu tetangga kasus tetapi tidak menderita diare memiliki jenis kelamin dan umur sama dengan kasus. Teknik pengumpulan data sanitasi dasar rumah yaitu observasi lingkungan rumah menggunakan lembar observasi dan kejadian diare melihat data rekam medis di Puskesmas. Analisis statistik menggunakan uji kai˗kuadrat dan mengkaji besarnya risiko menggunakan Odd Ratio (OR: 95% CI). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna sumber air bersih (p= 0,003, OR=9; 95% CI: 2,3-35,6), jamban sehat (p= 0,034, OR= 4,6; 95% CI: 1,2- 16,7), pengelolaan sampah (p= 0,034, OR= 4,6; 95% CI: 1,2-16,7), dan pembuangan air limbah (p= 0,016, OR=5,7; 95% CI= 1,5-20,9) dengan kejadian diare pada balita. Kesimpulan: Sumber air bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan pembuangan air limbah tidak memenuhi syarat terbukti pemicu diare pada balita. Diharapkan Puskesmas di Kabupaten Bandung meningkatkan program promosi kesehatan kepada masyarakat tentang sanitasi dasar rumah yang memenuhi syarat untuk mencegah diare pada balita.
Copyrights © 2023