ABSTRAKKondisi pergaulan bebas yang sering terjadi pada anak remaja serta kurangnnya pengawasan orang tua menjadikan anak remaja bebas untuk berteman dan berpasacara secara tidak sehat. Kondisi ini di perburuk oleh perekonomian masyarakat yang menjadikan sebagian orang tua memilih jalan pintas dengan menikahkan anaknya pada usia dini sehingga dapat meringankan beban keluarga. Kondisi tersebut harus segara ditangani melalui edukasi kesehatan dengan tujuan memberikan pemahaman kepada remaja dan orang tua tentang bahanya pernikahan dini dari perspektif kesehatan repoduksi dan budaya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada dua tempat yaitu Dukuh Kewiran dan Dukuh Kenalan dengan metode edukasi tentang kesehatan reproduksi dan diskusi kebudayaan setempat tentang seks di luar nikah. Kegiatan diikuti oleh 39 remaja yang berada di Wilayah Desa Kenalan dan dilakukan pengukuran pretest dan postest untuk mengetahui perubahan sikap remaja tentang pernikahan dini. Hasil pengukuran sikap menujukan bahwa terjadinya peningkatan sikap positif yang dimiliki remaja untuk tidak melakukan pernikahan dini setelah diberikannya edukasi tentang kesehatan reproduksi dan dapat bertukar pikiran, bercerita dengan teman sebaya serta orang tua secara terbuka tentang dampak seks di luar nikah. Kata kunci: Sikap remaja; kesehatan reproduksi; budaya. ABSTRACTThe condition of promiscuity that often occurs in adolescents and the lack of parental supervision make adolescents free to make friends and engage in unhealthy relationships. This condition is exacerbated by the community's economy which makes some parents choose shortcuts by marrying off their children at an early age to ease the burden on the family. This condition must be addressed immediately through health education to provide understanding to adolescents and parents about the dangers of early marriage from the perspective of reproductive health and culture. The activities were carried out in two places, namely Dukuh Kewiran and Dukuh Kenalan with educational methods on reproductive health and a discussion of local culture about sex outside of marriage. The activity was attended by 39 youths in the Kenalan Village Area and pretest and posttests were to determine changes in adolescent attitudes about early marriage. The results of the attitude measurement indicated that there was an increase in the positive attitude of adolescents not to engage in early marriage after being given education about reproductive health and being able to exchange ideas, and talk to peers and parents openly about the impact of sex outside of marriage. Kata kunci: Adolescent attitude; reproduction health; culture
Copyrights © 2023