Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perdagangan dan persepsi pedagang dan pembeli tentang satwa liar di Pasar Motoling. Data diperoleh melalui wawancara dengan pendekatan sensus kepada pedagang dan secara acak pada pembeli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satwa liar yang diperdagangkan di Pasar Motoling paling banyak berasal dari Gorontalo (30%), Dumoga (21%), Kotamobagu (17%), lalu Temboan, Tompaso baru, Sulteng, Makassar, Toli-toli, Buol, Kendari, dan Mamuju. Volume perdagangan Strigocuscus celebensis 10 ekor/minggu dengan harga Rp33.333/ekor. Harga dan volume perdagangan satwa lainnya adalah Sus celebensis Rp35.000/kg (101 kg/minggu), Pteropus celebensis Rp50.000/kg (33 kg/minggu), Phyton reticulatus Rp45.000/kg (50 kg/minggu), dan Paruromys dominator Rp33.000/ekor (97 ekor/minggu). Persepsi pedagang cukup baik (65,7%; 62,9%-71,7%) dan persepsi pembeli baik (76,7%; 70,0%-79,8%). Alasan menjual satwa liar adalah sebagai sumber pendapatan dan dibeli untuk tujuan konsumsi.
Copyrights © 2022