Latar belakang: Jumlah penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Ubud I menunjukkan peningkatan kasus. Hipertensi menempati urutan pertama dengan proporsi 23% dari sepuluh pola penyakit terbanyak. Salah satu cara untuk mengetahui secara dini penderita hipertensi yaitu dengan dilakukan skrining. Metode: Sasaran skrining adalah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ubud I berusia >40 tahun yang berobat ke poliklinik rawat jalan puskesmas selama 1 bulan. Alat ukur menggunakan kuesioner dengan pertanyaan gejala klinis untuk menegakkan diagnosa hipertensi sedangkan baku emas menggunakan Sphygmomanometer air raksa. Dinyatakan hipertensi bila sistolik ≥140 mmHg dan atau diastolik ≥90 mmHg. Hasil: Dari 79 responden 86% terdiagnosa hipertensi, dimana 40% berusia >65 tahun, 75% berjenis kelamin perempuan dan 31% bekerja sebagai IRT. Alat skrining dengan keluhan pusing-pusing mempunyai sensitivitas 99% dan spesivisitas 73% dengan PPV 96% dan NPV 89%. Keluhan sakit kepala mempunyai sensitivitas 90% dan spesivisitas 100% dengan PPV 100% dan NPV 61%. Kombinasi gejala pusing-pusing+sakit kepala mempunyai sensitivitas 76% dan spesivisitas 82% dengan PPV 96% dan NPV 36%. Kesimpulan: Proporsi responden yang terdiagnosa hipertensi di Puskesmas Ubud I masih tinggi. Gejala klinis responden dengan pusing-pusing, sakit kepala atau kombinasi keduanya dianggap layak untuk mendiagnosis dini kejadian hipertensi. Diharapkan masyarakat yang merasakan keluhan tersebut segera memeriksakan tekanan darah sedini mungkin. Kata kunci: Hipertensi, Puskesmas Ubud I, Skrining, Sphygmomanometer
Copyrights © 2021