Karet adalah salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan devisa dari ekspor. Indonesia merupakan produsen karet terbesar kedua setelah Thailand. Perkebunan karet Indonesia mayoritas merupakan Perkebunan Rakyat (PR), serta sisanya Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Tujuan penelitian ini adalah menginterpretasikan kelompok provinsi penghasil karet berdasarkan karakteristik luas dan produksi masing-masing jenis perkebunan, serta jumlah tenaga kerja dan jumlah petani. Data penelitian terdiri dari 22 provinsi penghasil karet dan 14 variabel yang diambil dari website resmi Ditjenbun. Penelitian ini menggunakan analisis biplot dan analisis klaster dengan metode single linkage, centroid linkage, dan complete linkage. Hasil analisis biplot menunjukkan bahwa produksi berkorelasi kuat dengan luas lahan, luas Tanaman Menghasilkan (TM), luas Tanaman Tidak Menghasilkan (TTM), jumlah petani, luas PR, dan produksi PR. Produksi PBS berkorelasi kuat dengan luas PBS dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan produksi PBN berkorelasi kuat dengan luas PBN. Dua klaster pada hasil analisis biplot mempunyai karakteristik yang sama dengan hasil klaster dari ketiga metode. Sumsel bercirikan luas lahan, luas TM, luas TTM, produksi, jumlah petani, luas PR, dan produksi PR yang tinggi. Sumut bercirikan jumlah tenaga kerja, luas PBN, produksi PBN, luas PBS, dan produksi PBS.Kata kunci: Analisis biplot, analisis klaster, perkebunan karet, produksi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023