Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat bisa memberikan dampak pembangunan infrastruktur dengan skala yang besar. Hal ini sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dan hal tersebut pun akan menyebabkan kepada perubahan tata guna lahan serta tutupan lahan pada area pembangunan infrastruktur. Akibatnya dapat menigkatnya volume air hujan menjadi aliran permukaan (surface run off) yang tidak terinfiltrasi ke dalam tanah. Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis laju infiltrasi dengan perhitungan Model Horton, Model Holtan dan Model Phillip serta mengetahui genangan yang terjadi dan juga mengetahui karakteristik tanah dengan parameter tertentu. Kajian ini dilakukan pada sepuluh titik tinjau dimana di setiap titik dilaksanakan pada sepuluh desa berbeda di Kabupaten Sampang. Pada setiap titik dilakukan proses pembacaan laju infiltrasi menggunakan alat Turf-Tech Infiltrometer dan pengambilan sampel tanah berjarak sekitar 5-10 meter dari titik pembacaan infiltrasi. Sampel tanah yang diambil akan dilakukam pengujian karakteristik tanah ddi Laboraturium Tanah dan Air Tanah (Teknik Pengairan). Data curah hujan yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Penakar hujan Sampang, Penakar Hujan Omben, Penakar Hujan Robatal, Penakar hujan Kedundung dan Penakar Hujan Kedundung. Analisis karakteristik genangan di setiap titik tinjau diperoleh dari penggabungan antara kurva laju infiltrasi lapangan dan histogram hujan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, Model Horton dianggap lebih cocok pada titik sampel yang dilakukan serta kemudahan dalam proses perhitungan serta dianggap tepat diterapkan berdasarkan dari perbandingan kurva laju infiltrasi lapangan. Hasil karakteristik genangan menunjukkan bahwa enam dari sepuluh titik tinjau terjadi genangan. Untuk hasil karakteristik tanah memiliki jenis tanah lempung pada 2 (dua) titik, lempung liat berdebu 2 (dua) titik dan lempung berdebu pada 6 (enam) titik
Copyrights © 2021