Inundation on roads is a common problem in urban areas, the ones at the Palangka Raya City. The existing drainage system at the study area still uses a conventional drainage system and unable to accommodate the inundation. Thus requires for handling by absorbing or temporarily accommodating the inundation before being discharged into the river which is the concept of an eco–drainage system. To determine the design discharge of the drainage channel at the study area, hydrological data processing is analyzed using the TRMM satellite rainfall data due to the limited rainfall data length. From the results of processing the TRMM satellite rainfall data, the design discharge for the Kahayan and Sebangau Drainage Systems are different in each channel. By using a 5-year return period, the smallest design discharge value is 1,097 m3/s and the largest is 59,111 m3/s. From the evaluation results, 11 out of 28 existing channels need to have inundation control. Chosen alternative to inundation control with eco–drainage concept is by rehabilitating channels and making detention ponds. This alternative can reduce inundation by 100%. Genangan air yang muncul di ruas-ruas jalan merupakan suatu permasalahan umum di daerah perkotaan salah satunya pada Kota Palangka Raya. Sistem drainase yang ada pada kawasan ini masih menggunakan sistem drainase konvensional dan belum mampu menampung genangan yang terjadi. Sehingga perlu adanya penanganan dengan cara meresapkan atau menampung sementara genangan sebelum dibuang ke badan sungai yang merupakan konsep dari sistem drainase berwawasan lingkungan. Untuk mengetahui debit rancangan pada saluran drainase di lokasi studi, dilakukan pengolahan data hidrologi menggunakan bantuan data hujan satelit TRMM karena keterbatasan panjang data hujan di lapangan. Dari hasil pengolahan data hujan satelit TRMM, didapatkan debit rancangan pada Sistem Drainase Kahayan dan Sebangau yang berbeda pada tiap saluran. Dengan menggunakan kala ulang 5 tahun, didapatkan nilai debit banjir rancangan terkecil 1,097 m3/dt dan terbesar 59,111 m3/dt. Dari hasil evaluasi didapatkan 11 dari 28 saluran yang ada perlu dilakukan penanganan genangan. Alternatif penanggulangan genangan dengan konsep drainase berwawasan lingkungan yang dipilih yaitu dengan merehabilitasi saluran dan pembuatan kolam detensi. Alternatif tersebut dapat mereduksi genangan sebesar 100%.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021