Manikin Area of Irrigation irrigates 201.87 hectares of rice fields, located in NTT which is known for its long dry season, this directly affects the availability ofwater for irrigation. So that the availability of water during the dry season is sufficient and can irrigate the fields, optimization is carried out on the area of plants to be irrigated using the available water availability with the linear programming method in order to get the optimal planting area and the benefits obtained are also more optimal. This study was conducted by optimizing the existing cropping pattern and adding three alternative cropping patterns as an option at 80% (dry), 50% (normal), and 30% (wet) discharge. After optimizing all mainstay discharges, the average water balance which can only be met by 80% of the fulfilled period can be maximized to 100% of the fulfilled period, with details for the existing planting intensity of 200%, and a profit of Rp. 4,643,010,000, alternative 1 has a planting intensity 269.78%, anda profit of Rp. 6,234,664,440, alternative 2 has a planting intensity of 300%, and a profit of Rp. 6,915,540,000, alternative 3 has a planting intensity of 269.78%, and a profit of Rp. 5,854,139,490. Alternative 2 cropping pattern with rice-paddy/peanutrice was chosen as the best one to implement because it has an optimal planting intensity of 300% and a profit of Rp.6,915,540,000 per year, which is greater than Rp. 2,272,530,000 from the profit of the existing cropping pattern which is only Rp. 4,643,010,000 per year. Daerah Irigasi Manikin mengairi sawah seluas 201,87 hektar, terletak di NTT yang dikenal dengan musim kemarau panjang, hal tersebut secara langsung berpengaruh pada ketersediaan air untuk irigasinya. Agar ketersediaan air saat musim kemarau tercukupi dan dapat mengairi sawah, dilakukan optimasi pada luas areal tanaman yang akan diairi menggunakan ketersediaan air yang ada dengan metode program linier supaya mendapatkan luasan tanam yang optimal dan keuntungan yang didapat juga lebih optimal. Studi ini dilakukan dengan pengoptimalan pola tanaman di lapangan dan penambahan tiga pola tanam alternatif sebagai pilihan pada debit andalan 80% (kering), 50% (normal), dan 30% (basah). Setelah dioptimasi pada semua debit andalan, rerata neraca air yang hanya dapat tepenuhi 80% periode tercukupi dapat di maksimalkan ke 100% periode tercukupi, dengan rincian untuk eksisting memiliki intensitas tanam 200%, dan keuntungan Rp.4.643.010.000, alternatif 1 memiliki intensitas tanam 269,78%, dan keuntungan Rp.6.234.664.440, alternatif 2 memiliki intensitas tanam 300%, dan keuntungan Rp.6.915.540.000, alternatif 3 memiliki intensitas tanam 269,78%, dan keuntungan Rp.5.854.139.490. Pola tanam alternatif 2 dengan tanaman padi- padi/kacang tanah-padi dipilih sebagai yang terbaik untuk dilaksanakan karena memiliki intensitas tanam yang optimal 300% dan keuntungan sebesar Rp.6.915.540.000 per tahun lebih besar Rp. 2.272.530.000 dari keuntungan pola tanam eksisting yang hanya Rp.4.643.010.000 per tahun.
Copyrights © 2023