Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum optimalnya pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa pada penyelesaian soal cerita matematika di Sekolah Dasar. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah menerapkan pendekatan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu pendekatan pemecahan masalah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan: 1) Kemampuan berpikir kritis siswa sebelum pembelajaran; 2) proses pembelajaran menerapkan pendekatan pemecahan masalah; 3) kemampuan berpikir kritis siswa setelah pembelajaran; 4) peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa; 5) pengaruh pendekatan pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen bentuk nonequivalent control group design. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang diperoleh meliputi: 1) Kemampuan awal berpikir kritis siswa berada pada kategori sedang. Skor rata-rata kelas eksperimen 64,45 dan kelas kontrol 66,32; 2) proses pembelajaran menerapkan pendekatan pemecahan masalah melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui langkah-langkah pemecahan masalah; 3) kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen setelah pembelajaran lebih baik dari pada kelas kontrol. Skor rata-rata kelas eksperimen 93,36 dengan kategori sangat tinggi dan kelas kontrol 76,36 dengan kategori tinggi; 4) peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada peningkatan kemampuan berpikir kritis kelas kontrol. Nilai gain kelas eksperimen 0,54 dengan kategori sedang dan kelas kontrol 0,17 dengan kategori rendah; 5) ada pengaruh pendekatan pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Copyrights © 2018