PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Vol 4, No 1 (2017): PEDADIDAKTIKA

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

isnayati bahagiani (Program Studi S1 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya)
yusuf suryana (Program Studi S1 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya)
nana ganda (Program Studi S1 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya)



Article Info

Publish Date
02 Nov 2018

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan daya pikir siswa pada kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu alternative untuk mengatasi hal tersebut dengan memilih dan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT). Alasan penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT ) ada tiga alasan mendasar dipilihnya tipe tersebut sebagai alternative solusinya. Pertama, didasarkan pada pendapat bahwa siswa sekolah dasar sangat menyenangi berbagai bentuk permainan. Kedua menurut keterangan dari guru kelas IV SD Negeri 1 Sindangrasa Ciamis, model ini belum pernah digunakan,  khususnya dalam membelajarkan siswa pada materi pelajaran matematika tentang menyelesaikan soal cerita materi bilangan pecahan. Ketiga,  perlunya solusi untuk mengatasi kesulitan siswa kelas IV SD Negeri 1 Sindangrasa Ciamis dalam rangka mencapai tingkat berpikir kreatif siswa yang lancar (fluency), luwes (flexibility), original (originality), dan terperinci (elaboration), termasuk dalam memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan materi pelajaran matematika. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen yaitu Nonequivalent Control Group Design yaitu pemilihan kelompok eksperimen maupun kelompok control tidak dipilih secara random. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, dan pengamatan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1) Sebelum pembelajaran, kelas eksperimen memperoleh rata-rata 10,2, sedangkan kelas control memperoleh rata-rata 9,64. Setelah diterapkan, perlakuan pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata 19,88, sedangkan kelas control 16,68. Jadi setelah pembelajaran, kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen cenderung tinggi, sedangkan kelas control cenderung sedang; 2) Pelaksanaan pembelajaran membutuhkan waktu yang relatif lama serta kemandirian dan kerjasama siswa. Secara umum siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

Copyrights © 2017