Persoalan ekologi dan kesetaraan gender telah menjadi perhatian utama gerakan ekofeminisme dalam budaya-budaya lokal. Hal ini dapat ditelaah antara lain melalui mitos-mitos yang bertemakan ekofeminisme, yang telah menginspirasi dan mempengaruhi masyarakat dalam membangun relasi yang harmonis dengan semua ciptaaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan identitas ekofeminisme perempuan Lamaholot dalam mitos Besi Pare Tonu Wujo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan ekofeminisme. Sumber data penelitian ini adalah folkfor yang diperoleh dari tuturan masyarakat dari Desa Bantala, Desa Lewokluok, dan Desa Ratu Lodong yang terletak di Kabupaten Flores Timur. Data diperoleh dari tokoh adat, tokoh adat, dan tokoh perempuan yang memiliki pengetahuan mendalam tentang mitor Besi Pare Tonu Wujo. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan studi pustaka. Analisis data menggunakan model analisis interaktif dari Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas ekofeminisme perempuan Lamaholot dalam mitos Besi Pare Tonu Wujo meliputi (1) ekofeminisme alam dan sosial-kultural, dan (2) ekofeminisme spiritual. Identitas ini telah mempengaruhi pola hidup masyarakat dalam membangun dan merawat hubungan yang harmonis baik dengan sesama tanpa diskriminasi maupun dengan alam tanpa eksploitasi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa identitas ekofeminisme perempuan Lamaholot dalam diri Tonu Wujo dibangun melalui kolaborasi dirinya dengan Lera Wulan Tana Ekan dan laki-laki beserta sistem budaya patriarki sebagai strategi tepat untuk membarui alam dan budaya Lamaholot. Penelitian ini berkontribusi dalam upaya bersama untuk menjaga dan melestarikan bumi dan memperjuangkan kesetaraan martabat manusia.
Copyrights © 2023