Pembuatan skripsi ini didasari oleh pengamatan pada berbagai fenomena yang terjadi pada inklusivitas medan seni rupakontemporer, yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah munculnya gagasan baru dari sebuah generasi baru, yang disebutdengan generasi milenial. Seni rupa yang sebelumnya menjadi sebuah ranah yang sangat eksklusif dan identik dengan budaya tinggi,saat ini justru bergerak dengan sangat inklusif, ditandai dengan meningkatnya minat masyarakat pada pameran dan artefak seni, danmunculnya pameran dengan wacana âseniman mudaâ yang bersifat sangat cair. Untuk mengetahui seperti apa gagasan berkarya darigenerasi yang lahir dan merespon dalam keadaan ini, peneliti menggunakan pendekatan sosiologi generasi, sosiologi seni, sertasemiotika posmodern sebagai acuan untuk teori estetiknya, dengan Faisal Yeroushalaim, Natasha Gabriella Tontey, Roby DwiAntono, dan Resatio Adi Putra sebagai sampel seniman yang diteliti. Lewat serangkaian analisis, karya seni yang dihasilkan olehgenerasi milenial dalam inklusivitas seni rupa Indonesia ternyata pada dasarnya mengacu pada ideologi kapitalisme mutakhir yangmendarah daging, karya-karya yang dihasilkan tidak lagi merepresentasikan realitas, melainkan simulasi pembebasan nilai-nilai ataubahkan berupa fantasi. Pendek kata, dalam penelitian ini ditemukan bahwa generasi milenial adalah generasi yang mempunyaikeinginan untuk mendekatkan seni kepada masyarakat massa dengan cara membuatnya menjadi komoditi massa.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2015