Proses menerjemahkan hakikatnya adalah mentransformasikan ide, konsep, makna juga pesan yang terkandung dalam bahasa sumber kemudian dialihkan ke bahasa sasaran. Kekayaan gaya bahasa Al-Qur’an, seperti tasybih, majaz, dan kinayah menjadi tantangan tersendiri dalam proses penerjemahan Al-Qur’an ke bahasa lain, terlebih terjemah Al-Qur’an per kata. Penelitian ini mengambil objek material uslub tasybah, majaz, dan kinayah dalam QS. Al-Ahzab pada Mushaf Hijaz dan Mushaf Ar Rahim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) penerjemahan uslub tasybah pada kedua Mushaf tidak semua menunjukkan kandungan tasyb?h di dalam terjemahannya; 2) penerjemahan uslub majaz, Mushaf Hijaz cenderung memilih menerjemahkan dengan makna tafsirnya saja, sehingga arti literal per katanya lesap. Sementara Mushaf Ar Rahim banyak terjebak dengan arti literal meskipun di sebagian kasus tetap dilengkapi dengan makna majaz-nya; 3) penerjemahan uslab kinayah dalam Mushaf Hijaz hanya memberi arti tafsirnya saja, sedangkan Mushaf Ar Rahim berusaha tetap menampilkan makna asal per katanya sekaligus keterangan tafsirnya.
Copyrights © 2019