Dalam kehidupan manusia kebutuhan menjadi bagian prioritas yang tak terbantahkan, terlebih jika itu tentang kesehatan. Namun adakalanya human error terjadi dan tak jarang kasus penarikan obat bermunculan. Perkembangan teknologi menjadi akses tercepat untuk memudahkan konsumen mendapatkan pelayanan kesehatan. Perusahaan PT. Afifarma sebagai salah satu industri farmasi yang belakangan ini sama-sama kita ketahui sedang disorot media karena adanya temuan salah satu produknya yang ditarik oleh pihak Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yaitu parasetamol sirup dikarenakan adanya kandungan Etilen Glikol (EG) di atas 0,1 mg/ml. Dengan adanya kasus tersebut tidak menutup kemungkinan untuk adanya perubahan perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian obat. Hal tersebut mendasari peneliti untuk melakukan penelitian terkait pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian obat pasca penarikan obat PT. Afifarma oleh BPOM dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan penarikan obat yang dilakukan oleh BPOM merupakan tindakan yang memang seharusnya dilakukan sebagaimana tugasnya, penarikan obat yang beredar merubah perilaku konsumen dari sisi psikologis di mana kepercayaan terhadap produk dari PT.Afifrma menurun. Penarikan obat tersebut memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen menjadi lebih berhati-hati dalam membeli obat, rekomendasi obat dari teman yang berpengalaman dan dari apoteker atau dokter menjadi salah satu cara untuk menentukan keputusan pembelian.
Copyrights © 2023