Pada tahun 2021 pemerintah telah meluncurkan strategi percepatan penurunan stunting dengan pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga berisiko stunting dalam mencapai target sasaran yaitu calon pengantin/ calon pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui sampai setelah melahirkan serta anak usia 0-59 bulan. Mayoritas masyarakat belum memahami tentang stunting, serta masih ada anggapan bahwa stunting/ kerdil merupakan factor keturunan. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan pemahaman serta peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan deteksi dini stunting. Metode yang digunakan adalah melalui home visit dengan melakukan pendekatan masyarakat, observasi, wawancara, melakukan sosialisasi serta pendampingan. Hasil didapatkan informasi responden ibu hamil berdasarkan usia, pendidikan, dan gravida, responden baduta berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kegiatan observasi didapatkan informasi tentang factor resiko dalam kehamilan dan baduta, sedangkan kegiatan sosialisasi dan pendampingan dilakukan secara aktif dan diikuti secara antusias oleh responden. Simpulan dapat menambah pemahaman ibu hamil dan ibu dengan baduta tentang pengertian, penyebab, resiko, gejala, pencegahan stunting, pentingnya ASI eksklusif serta pentingnya tablet Fe untuk mencegah anemia dalam kehamilan. Hal ini menjadi strategi efektif memberdayakan keluarga dalam meningkatkan kesiapan khususnya dalam pencegahan stunting.
Copyrights © 2022